Monday 30 June 2014

Kementerian PU Akui Sulit Menormalisasi Kali Ciliwung


Kementerian PU Akui Sulit Menormalisasi Kali Ciliwung
Selasa, 14 Januari 2014 12:27 WIB


Tribun Jakarta/JEPRIMA

Seorang siswa sekolah dasar (SD) bermain banjir-banjiran setelah sekolahnya terendam banjir akibat meluapnya Kali Ciliwung di jalan Abdullah Syafei Kali Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2014). Hujan yang mengguyur Jakarta dan Sekitarnya sejak kemarin mengakibatkan sejumlah ruas jalan dan perkampungan terendam banjir. (Tribunnews/Jeprima)


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses pembebasan lahan, kerap menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur publik di berbagai daerah Indonesia.

Tak terkecuali saat proyek normalisasi Kali Ciliwung, DKI Jakarta, dicanangkan.

Untuk menyiasati situasi tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah mengidentifikasi potensi normalisasi yang tidak memerlukan pembebasan lahan milik masyarakat.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWS Cilicis) T Iskandar mengungkapkan, membutuhkan 5 kilometer yang masuk lahan warga untuk menyelesaikan 19 km normalisasi Kali Ciliwung.

"Di antaranya ada sepanjang 2,5 km yang berlokasi di Condet (Jakarta Timur), tepatnya daerah Rindam Jaya. Kami sudah diijinkan untuk mulai bekerja. Persiapan juga sudah dilakukan, tapi lahannya sulit dibebaskan," kata Iskandar, saat rapat dengan Menteri PU Djoko Kirmanto, Selasa (14/1/2014).

Ia menjelaskan, normalisasi Ciliwung yang terbagi menjadi empat paket pekerjaan, membutuhkan pembebasan lahan seluas 65 hektare.

Paket pertama yaitu normalisasi mulai dari Jembatan Casablanka-Kampung Melayu, memerlukan pembebasan tanah 18 ha.

Sedangkan Paket 2 (Kampung Melayu-Jembatan Kalibata) dan Paket 3 (Jembatan Kalibata-Eretan Condet) membutuhkan masing-masing 16 ha serta Paket IV (Eretan Condet-TB. Simatupang) butuh 15 ha.

Normalisasi akan dirampungkan hingga 2016, dengan total dana penanganan senilai Rp1,18 triliun.

Setelah normalisasi, kapasitas alir Kali Ciliwung akan meningkat 570 meter kubik per detik dibanding kapasitas debit aliran saat ini yang hanya 180 meter kubik per detik

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/14/kementerian-pu-akui-sulit-menormalisasi-kali-ciliwung

Kementerian PU akan Bangun dua Waduk Atasi Banjir Jakarta


Kementerian PU akan Bangun dua Waduk Atasi Banjir Jakarta
Senin, 20 Januari 2014 14:46 WIB


Warta Kota/Alex Suban

Wisatawan lokal melihat tinggi air di Bendung Katulampa, Bogor, Sabtu (18/1/2014) siang. Saat itu tinggi permukaan air di bendung ini berada di 100 sentimeter atau siaga III. Debit air berkurang dari malam sebelumnya yang mencapai 180 sentimeter atau siaga II.. (Warta Kota/alex suban)



TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohamad Hasan mengatakan, pihaknya akan membangun dua waduk di kawasan Jawa Barat dalam rangka serangkaian antisipasi banjir Jakarta.

"Untuk mempercepat upaya banjir yang sedang berjalan, kami akan bangun dua waduk baru di hulu Ciliwung, yaitu Sukamahi dan Ciawi," ujar Mohamad usai rapat di kantor Pemantauan Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (20/1/2014).

Mohamad menjelaskan, pembangunan dua waduk di hulu Kali Ciliwungtersebut akan dilaksanakan pada awal Tahun 2015. Rencananya akan menggunakan anggaran dari APBN.

"Sejauh disetujui oleh DPRD DKI, akan ditanggung oleh Pemprov DKI," kata Mohamad.

Selain itu, Mohamad melanjutkan, pihaknya juga akan mengerjakan perbaikan di situ-situ yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Pihaknya juga akan menerbitkan Peraturan Menteri PU dengan memberikan kewenangan kepada Kabupaten/Kota.

"Berikutnya, kami akan membuat sodetan dengan membuat terowongan sepanjang 1,2 kilometer, dengan debit air 200 m3/detik," kata Mohamad.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/01/20/kementerian-pu-akan-bangun-dua-waduk-atasi-banjir-jakarta

Sunday 15 June 2014

1. Rumah Dijual Di Jl Kelapa Dua Depok Dijual rumah 2 lantai SHM . Luas bangunan 500 m2, luas tanah 533 m2, Pinggir jalan raya, dekat Universitas Guna Dharma dan UI Depok Lantai bawah : 4 kamar tidur 1 kamar mandi Lantai atas. 6 kamar tidur 1 kamar mandi Ada kost2an 4 kamar belajar, 1 km mandi Harga Jual 8 M (netto) Maaf tanpa perantara. 2. Jual Cepat, Tanah Kosong Pinggir Jalan Raya di Cibubur Luas 9000 m2, pinggir jalan raya, HGB, Harga jual Rp. 8 juta /m2 (netto) , pasaran Rp. 18 Juta / m2 Maaf tanpa perantara. Hub Erfin 081256161720 / 0251 4777182 Bogor

1. Rumah Dijual Di Jl Kelapa Dua Depok


Dijual rumah 2 lantai SHM .
Luas bangunan 500 m2, luas tanah 533 m2,
Pinggir jalan raya, dekat Universitas Guna Dharma dan UI Depok
Lantai bawah : 4 kamar tidur  1 kamar mandi
Lantai atas. 6 kamar tidur 1 kamar mandi
Ada kost2an 4 kamar belajar, 1 km mandi

Harga Jual 8 M (netto)
Maaf tanpa perantara.

2. Jual Cepat, Tanah Kosong Pinggir Jalan Raya di Cibubur

Luas 9000 m2, pinggir jalan raya, HGB,
Harga jual Rp. 8 juta /m2 (netto) , pasaran Rp. 18 Juta / m2
Maaf tanpa perantara.

Hub Erfin 081256161720 / 0251 4777182  Bogor

Tuesday 10 June 2014

Habibie Jelaskan Pencopotan Prabowo dari Pangkostrad


Habibie Jelaskan Pencopotan Prabowo dari Pangkostrad
Jumat, 30 Agustus 2013, 10:02 WIB

Republika/Yasin Habibi

Presiden RI ke-3 BJ. Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Situasi kekacauan di Indonesia pada 1998 sangat genting. Jika terlambat ditangani bisa timbul konflik horizontal. Bahkan, kata presiden Republik Indonesia (RI) ketiga BJ Habibie, keadaan yang menimpa Indonesia bisa lebih parah dari konflik yang terjadi sekarang di Mesir.

Beruntung, berbagai jurus dan langkah taktis yang dikeluarkannya mampu mengembalikan stabilitas ekonomi dan keamanan hingga Indonesia tidak mengalami pertikaian berdarah. Ini lantaran ia terus bekerja secara maraton guna menekukan solusi terbaik bagi bangsa ini.

“Waktu 1998 lebih gawat dari Mesir. Kita bangkrut, PHK banyak, orang hidup itu susah. 1.001 macam saya harus selesaikan itu dulu sebelum perang saudara terjadi,” kata Habibie dalam peringatan HUT 19 Tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Kamis (30/8) malam.

Habibie mengenang, ketika sedang menyiapkan Kabinet Reformasi Pembangunan di rumahnya, datang tamu spesial, Pangkostrad Letjen Prabowo. Ia hanya mendengarkan segala saran Prabowo sambil lalu lantaran tengah menyelesaikan pekerjaan.

Pada 22 Mei 1998 di Istana Merdeka, Habibie mendapati Panglima ABRI Jenderal Wiranto yang ingin bertemu dengannya. Waktu itu, Habibie ingin mengumumkan kabinetnya sehari setelah diangkat menggantikan Soeharto.

Dijelaskan Wiranto, kata dia, ada gerakan pasukan Kostrad dari berbagai daerah masuk ke Jakarta tanpa sepengetahuannya. Beberapa pesawat militer yang mengangkut prajurit Kostrad terdeteksi menuju bandara. Hal itu dianggap Wiranto berbahaya karena di luar komando resmi.

Mendapati itu, Habibie segera memerintahkan Wiranto untuk mencopot Prabowo sebelum matahari terbenam. Wiranto yang kaget mendengar instruksi tersebut balik bertanya kepada Habibie perihal siapa yang pantas menjabat Pangkostrad. “Terserah Pangab. Mohon kepada Pangkostrad baru untuk mengembalikan semua pasukan ke pangkalan masing-masing,” kata mantan menteri Riset dan Teknologi itu.

Akhirnya, lanjut Habibie, Prabowo menyerahkan jabatannya kepada Pangdiv I Kostrad Mayjen Johny Lumintang menjelang Maghrib. Sebenarnya, Wiranto ingin agar posisi itu diduduki Pangdam III Siliwangi Mayjen Siliwangi Djamari Chaniago. Lantaran terkendala geografis dan harus melantik Pangkostrad baru, pilihan akhirnya jatuh kepada Johny Lumintang yang berada di Jakarta.

Namun ia hanya menjabat Pangkostrad selama 17 jam lantaran keesokan harinya, Johny Lumintang harus merelakan posisinya untuk diserahkan kepada Djamari Chaniago. Cepatnya pergantian jabatan itu, kata Habibie, lantaran Wiranto ingin mentaati perintah Presiden. “Saya tidak kenal mereka semua. Kalau pergantian dilakukan malam, apa pun bisa terjadi. Saya tidak bisa mengontrol pasukan.”

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/30/msbpsq-habibie-jelaskan-pencopotan-prabowo-dari-pangkostrad

Monday 9 June 2014

Kesaksian Wiranto soal aksi Prabowo pada 1998

Isu kudeta Prabowo (6)

Kesaksian Wiranto soal aksi Prabowo pada 1998

Reporter : Ramadhian Fadillah | Kamis, 24 Oktober 2013 06:04



Jenderal TNI Wiranto. ©blogspot.com

Merdeka.com - Bicara isu kudeta Prabowo Subianto seperti yang dilontarkan BJ Habibie dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam bukunya Detik-detik yang menentukan, tidak bisa lepas dari sosok Wiranto . Ketika Prabowo menjabat Pangkostrad dengan pangkat Letjen, Wiranto adalah atasannya Panglima ABRI (Pangab) berpangkat jenderal.

Dalam kesaksiannya, pada 22 Mei 1998, Habibie menerima Wirantodi ruang kerja presiden di Istana Merdeka. Saat itu Wirantomelaporkan bahwa pasukan Kostrad dari luar Jakarta bergerak menuju Jakarta dan ada konsentrasi pasukan di kediaman Habibie di Kuningan, begitu pula di Istana Merdeka. Jenderal Wiranto lantas meminta petunjuk dari Habibie.

Mendengar laporan tersebut, Habibie berkesimpulan Pangkostrad bergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab. Pergerakan itu pula yang menimbulkan beberapa pertanyaan dalam diri Habibie: "Apakah ada skenario tersendiri mengenai laporan yang baru saja disampaikan oleh Pangab?"

Saat itu pula, Habibie menegaskan kepada Pangab agar mengganti Pangkostrad sebelum matahari tenggelam. Kepada penggantinya, diharapkan pasukan di bawah komando Pangkostrad kembali ke kesatuan masing-masing. Sejarah mencatat, saat itu Pangkostrad baru yang dipilih adalah Letjen TNI Johny Lumintang sebelum 17 jam kemudian digantikan Letjen TNI Djamari Chaniago.

Figur Wiranto menjadi penting mengingat sosoknya yang ketika itu disebut memiliki rivalitas dengan Prabowo. Muncul berbagai spekulasi bahwa momen itu adalah kesempatan bagi Wirantomenyingkirkan Prabowo. Lantas seperti apa kesaksian Wiranto soal peristiwa tersebut? Dia memaparkannya dalam bukunya "Bersaksi di Tengah Badai."

Wiranto mengakui mendapat laporan secara lengkap tentang aktivitas Pangkostrad Letjen TNI Prabowo pada saat-saat kritis. "Bahkan, saya telah mendapat informasi mengenai pertemuannya dengan Wakil presiden BJ Habibie dan pertemuannya dengan Amien Rais serta Gus Durmaupun dengan tokoh-tokoh lainnya. Bagi orang awam, barangkali hal itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh," tulis Wiranto .

"Namun, di dalam kehidupan militer, kegiatan semacam itu jelas tidak dapat dibenarkan, karena menyalahi aturan. Seharusnya Pangkostrad berorientasi pada wilayah, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai Pangkostrad yang menggerakkan pasukan atas perintah Panglima ABRI. Bukan ke sana kemari ngurusin masalah politik dan kenegaraan. Walaupun hal itu dilakukan, harus sepengetahuan pimpinan, bukan atas kehendak sendiri dan sama sekali tidak melaporkan kepada atasan."

Wiranto juga menceritakan, satu hal yang benar-benar tidak masuk di akal adalah pada malam hari tanggal 16 Mei 1998, sekitar 22.30 WIB. "Saya mendapat informasi bahwa Pangkostrad menghadap presiden di kediaman, untuk melaporkan bahwa Menhamkan/Pangab telah berkhianat terhadap presiden yang berarti telah berkhianat terhadap pemerintah yang sah. Hal ini benar-benar sudah keterlaluan dan merupakan suatu pemanfaatan dari suatu situasi yang tengah kacau dan tidak menentu dengan suatu arah yang jelas, yaitu penyingkiran. Oleh karena itu, pada pagi hari tanggal 17 Mei 1998, di Jalan Cendana No 6, disaksikan oleh Kasad Jenderal TNI Soebagio HS dan Pangdam Jaya Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin saya memberikan teguran keras kepada Pangkostrad Letjen TNI Prabowo Subianto atas apa yang dilakukannya yang saya anggap di luar kepatutan. Terutama mengenai apa yang telah diperbuatnya pada saat menghadap presiden.

Begitulah Wiranto bercerita tentang Prabowo pada momen penting pergantian kekuasaan 1998. Satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari cerita itu adalah aroma rivalitas keduanya.

Wiranto sendiri tidak pernah terus terang isu rivalitasnya dengan Prabowo. "Kalau kita dekati dari sisi pangkat dan jabatan, saya sudah menyandang pangkat dan jabatan puncak dalam organisasi ABRI, kemudian menganggap bawahan saya menjadi pesaing, lalu bersaing untuk apa lagi?" begitu alasan Wiranto .

Dalam pertarungan Konvensi Presiden Partai Golkar 2003, ketika itu Wiranto mengalahkan Prabowo. Wiranto sempat bertemu dan menyalami Prabowo. Keduanya tertawa lepas.

Namun, kesan damai itu hanya "sesaat". Kini, keduanya kembali terlibat dalam rivalitas secara politik. Prabowo mengendalikan partainya Gerindra, sementara Wiranto menjadi nakhoda Hanura. Pertarungan jenderal cemerlang yang pernah dilahirkan TNI itupun masih akan terus berlanjut.

Thursday 5 June 2014

Normalisasi kali dan waduk di Jakarta









NORMALISASI WADUK




Normalisasi Waduk Pluit Mulai Membuahkan Hasil






















Normalisasi Waduk Ria Rio Kelar, Pulomas Bebas Banjir 2016






















5 Proyek Besar yang di Yakini Bisa Mengurangi Banjir di Jakarta









Normalisasi Waduk Melati Ditargetkan Selesai 2015




Normalisasi Waduk Ria Rio Jakarta Timur




Situasi Waduk Pluit sebelum dan sesudah normalisasi




· Jokowi Ingin Normalisasi Kali Sunter Selesai Tepat Waktu







· Jokowi Tinjau Normalisasi Kali Pakin - Stafa Band










· Video Jokowi Tinjau Normalisasi Kali Pakin - Stafa Band



· Normalisasi Kali Ciliwung ditargetkan selesai 2016 ...



· Normalisasi Kali Sentiong Sisi Timur Dilanjutkan - Berita ...




Normalisasi Kali Sunter Ditargetkan Rampung 15 Desember


Jokowi Target Tanggul Kali Sekretaris Selesai 2013 ...


Jokowi Memerintahkan Normalisasi Sungai Pakin Dikebut ...
► 2:30► 2:30
www.youtube.com/watch?v=cJrj4tz2sO8


Normalisasi Sungai Besar Jakarta Sudah 40 Persen | -metro ...
► 0:30► 0:30
www.tempo.co/.../Normalisasi-Sungai-Besar-Jakarta...

Next: Kementerian PU Target Sudetan Ciliwung Selesai 2015
beritadaerah.com/.../kementerian-pu-target-sudetan-ciliwung-selesai-201...


PEMBUATAN WADUK


detikNews : Ini Proyek Pembuatan Waduk Cilangkap yang ...




Jokowi Resmikan Pembangunan Waduk Rawa Kendal ...




► 2:02► 2:02




www.youtube.com/watch?v=rUXmVPaNUKg




Hari ini, Jokowi resmikan pembangunan Waduk Marunda ...




www.merdeka.com › JAKARTA





Jokowi Resmikan Pembangunan Waduk Giri Kencana ...




NORMALISASI KALI



Ahok Klaim 2014 Titik Banjir Menurun




Kementerian PU Sedang Normalisasi 4 Kali Besar di Jakarta







Jokowi Kebut Normalisasi 13 Kali Jakarta Jelang Pilpres





Jokowi Tandatangani MoU Normalisasi Kali Sunter

Kurangi Banjir DKI: Perluas Parkir Air, Kurangi Bangunan di Pantai
Nograhany Widhi K - detikfinance
Rabu, 15/01/2014 16:03 WIB


Halaman 1 dari 2


(Ilustrasi dari artikel 'Bisakah Banjir Jakarta Dikurangi?'/lipi.go.id)
Jakarta -Struktur bawah permukaan Jakarta, menurut pakar hidrologi, sebagian besar adalah wilayah pelepasan air tanah (discharge area) sebanyak 75 persen, dan sisanya daerah resapan air yang kini menjadi tempat bangunan di atasnya. Lantas, bagaimana cara mengurangi banjir di Jakarta?

Adalah pakar hidrologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Dr Ir Robert M Delinom MSc yang memaparkan kondisi struktur bawah permukaan Jakarta dalam artikel ilmiahnya 'Bisakah Banjir Jakarta Dikurangi?' yang dikutip detikcom dari situs lipi.go.id, Rabu (15/1/2014).

"Dari analisis kondisi geologi Cekungan Jakarta yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Bandung, kondisi geologi di selatan Jakarta ikut berperan sebagai penyebab banjir," demikian tulisnya.

Ada yang namanya Formasi Bojongmanik di bawah muka tanah yang menyebar dari Serpong sampai Cibinong. (Formasi Bojongmanik adalah struktur geologi yang batuannya terdiri dari perselingan antara batu pasir dan lempung pasiran, batu gamping, batu pasir tufaan, konglomerat dan breksi andesit, red)

Formasi Bojongmanik ini bertindak sebagai dam atau bendungan bagi air tanah yang mengalir dari daerah tinggian di selatan Jakarta. Nah, air dari dam air tanah itu akan keluar ke permukaan sepanjang Serpong-Cibinong, menambah pasokan air permukaan yang mengalir ke hilir, Jakarta dan sekitarnya.

"Dalam kondisi jenuh air, hampir semua air hujan yang turun di bagian hulu akan menjadi air permukaan yang lari kemana-mana karena kapasitas sungai dan drainase yang ada sudah tak mencukupi. Banjir, lah. Istilahnya sekarang, air menggenang di mana-mana," demikian papar Robert.

Dari analisis temperatur bawah permukaan dan isotop stabil, para peneliti menyimpulkan bahwa dataran Jakarta hampir 75 persennya daerah pengeluaran air (discharge area). Jadi air memang lebih cenderung mengalir di permukaan daripada pada meresap masuk. Sementara daerah yang tadinya berperan sebagai daerah resapan air (recharge area), sekitar 25 persen dari luas Jakarta, sudah berubah menjadi kompleks bangunan yang kapasitas meresapkan air menjadi sangat sedikit. Next


"Jadi meskipun tidak ada kiriman dari Puncak dan Bogor, di Jakarta bila ada hujan cenderung akan terjadi banyak genangan di daerah-daerah yang lebih rendah. Karena endapan di Jakarta adalah endapan delta yang didominasi endapan sungai dan endapan pantai," tutur Robert.

Di daerah ini aliran air kadang tak terduga dan kecenderungan tanah ambles juga tinggi. Endapan delta biasanya unconsolidated ditambah ekploitasi air tanah yang berlebihan, bangunan yang sangat masif dan berat, semua akan memicu terjadinya amblesan yang akan menambah dalam daerah genangan.

Cara Kurangi Banjir

Jadi bila kondisi bawah tanah Jakarta adalah daerah pelepasan air, bagaimana cara mengurangi banjir di Jakarta? Robert memberikan beberapa saran yakni:

1. Memaksimalkan fungsi kedua kanal banjir (Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur).
2. Memperdalam dalam dasar 13 sungai yang mengalir melintasi Jakarta.
3. Perbaikan drainase di tepi jalan-jalan raya.
4. Memperluas dan memperdalam daerah yang bisa dipakai air untuk parkir, dengan perbaikan kondisi sungai, pembuatan kanal atau saluran drainase yang lebih banyak.
5. Mengurangi pembangunan resort di tepi pantai, karena tanpa disadari daerah yang dipenuhi oleh bangunan di tepi pantai secara tidak sengaja bertindak sebagai penghalang air untuk mengalir lepas ke laut dan menyebabkan banjir beberapa saat di daerah yang terletak di belakangnya.

http://finance.detik.com/read/2014/01/15/160300/2467913/10/2/kurangi-banjir-dki-perluas-parkir-air-kurangi-bangunan-di-pantai

Penyebab Bencana Alam Banjir Kota Jakarta secara Sains


Penyebab Bencana Alam Banjir Kota Jakarta secara Sains
Saturday, 12 April 2014 09:00




Jakarta. Ibu kota sekaligus kota metropolitan paling besar di Indonesia ini selain identik dengan kehidupan gemerlap dan hedonisme kota besar, macet, dan beragam masalah sosial lain, juga selalu dibayangi dengan bencana alam banjir yang seakan menjadi langganan. Sebenarnya apa sih penyebab banjir di Jakarta yang selama bertahun-tahun menjadi langganan ini?

Ibu kota kembali terendam. Pada tahun ini sebanyak 23 kelurahan di Jakarta tercatat terandam bencana alam banjir. Air dengan lumpur dan sampah terlihat menggenangi jalan-jalan utama, serta rumah dan perkampungan warga. Akibatnya bukan hanya kemacetan panjang sejak pagi tadi dan membuat aktivitas Ibu Kota terhambat, namun jumlah warga di pengungsian semakin bertambah. Kali ini, apa penyebab banjir setelah sempat surut beberapa waktu lalu? Apakah banjir kiriman seperti sebelumnya, atau akibat hulu sungai yang tak mampu menampung kapasitas air hujan?

Pertanyaan diatas yang juga menjadi tanda tanya bagi warga Jakarta, coba dijawab oleh Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali yang mengatakan "banjir kali ini dipicu oleh hujan lokal." Diungkap oleh Ali, penyataanya bahwa penyebab bencana alam banjir di Jakarta hari ini karena hujan lokal dapat dilihat dari perbandingan intensitas hujan di hulu dan hilir serta status pintu air. "Curah hujan di hulu tidak besar. Katulampa saja siaga 4. Jadi ini memang hujan lokal," tegas Ali saat seperti disadur dari Kompas.com.

Dan memang, melihat dari data yang dikumpulkan oleh Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, area Jabodetabek menunjukan angka curah hujan yang cukup tinggi pada Selasa (28/1/2014) kemarin Beberapa warga Ibu Kota pun sebenarnya telah cukup waspada pada hujan yang mengguyur deras sejak Selasa malam. Terlihat di beberapa lokasi yang berdekatan dengan kali atau sungai, warga mulai membuat barikade sederhana untuk menahan air yang siap meluap. Namun hal tersebut rupanya sia-sia bila melihat bencana alam banjir tetap saja menggenangi rumah-rumah serta jalanan Jakarta.

Tercatat dalam Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, wilayah Jakarta dengan curah hujan tertinggi adalah Kedoya (135 mm), Halim Perdana Kusuma (120,8), Manggarai (117,8), dan Pasar Minggu (108,5). Dan untungnya di wilayah hulu seperti Curug (38 mm) dan Citayam (42mm) curah intensitas hujan termasuk rendah hingga tak terjadi bencana alam banjir besar seperti minggu lalu. Badan meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG merilis keterangan dalam situs laman resminya pagi tadi bahwa penyebab hujan lokal sangat lebat yang terjadi pada Selasa malam ialah adanya pumpunan awan di wilayah sebelah barat Sumatera. Hujan lokal sangat deras, namun berlangsung tak lama. Walau begitu tetap saja banjir kembali menggenangi Jakarta pagi tadi. Ini menunjukan buruknya kondisi resapan di Jakarta akibat pola pembangunan yang tak sesuai, ditambah dengan sistem drainase dan juga kondisi sungai dan waduk. Hal ini menjadikan banjir di Kota Jakarta pada tahun ini menjadi banjir terbesar sepanjang sejarah. Padahal pemerintah Kota Jakarta telah melakukan perombakan besar-besaran pada waduk dan sistem drainase yang ada di Jakarta, walaupun belum sepenuhnya selesai.

Diungkap pula oleh Firdaus, walau bencana alam banjir kali ini disebabkan oleh hujan lokal yang lebat di beberapa daerah Jakarta, namun tak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor paling kuat penyebab banjir ialah terbatasnya ruang hijau. Kini Jakarta hanya memiliki 9,8 persen area hijau, dan dijamin tak akan mampu menjadi area penyerapan air yang maksimal. Konsekuensinya ketika hujan lokal dengan intensitas tinggi terjadi, maka air akan meluap ke permukaan.

Mengandalkan waduk, sungai, dan drainase untuk menampung serta mengalirkan air pun bukan solusi yang maksimal, pasalnya kondisinya sangat jauh dari ideal. Sebagai contoh, lebar Ciliwung kini jauh berkurang. Di beberapa wilayah lebarnya menyempit hingga hanya 7 meter. Melihat hal itu, kata Firdaus, penanggulangan bencana alam banjir harus dilakukan dengan memperbaiki drainase dan mengembalikan fungsi sungai dan waduk serta menambah wilayah resapan air. Kota Jakarta memang harus terus memperbaiki sistem drainase kota untuk mencegah bencana alam banjir yang akan terus terjadi tiap tahunnya. Disamping itu pemerintah juga harus memperhitungkan banjir maksimal yang bisa terjadi. [HMD]

http://m.portal.paseban.com/?mod=content&act=read&id=150481

Penyebab Banjir di Jakarta: Dari Sampah Hingga Penurunan Tanah


Penyebab Banjir di Jakarta: Dari Sampah Hingga Penurunan Tanah
Kamis, 23 Januari 2014 19:16 WIB


KOMPAS/AGUS SUSANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal tahun 2014 Jakarta kembali dikepung banjir. Peristiwa serupa juga terjadi pada awal 2013 lalu, bahkan banjir tersebut menggenangi kawasan Bundaran HI bahkan sampai ke Istana Negara.

Rahmat Fajar Lubis, Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan Ibu Kota dilanda banjir. "Faktor yang pertama adalah kapasitas sungai dan saluran yang ada di Jakarta tidak mampu untuk menampung air," kata Rahmat di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis (23/1/2014).

Rahmat menuturkan, tidak mampunya sungai dan saluran untuk menampung air dikarenakan oleh curah hujan yang tinggi, penyumbatan sampah dan pendangkalan akibat sedimentasi dari wilayah hulu.

Faktor lain yang menyebabkan banjir di Jakarta kata Rahmat adalah kondisi alami geologi. Menurutnya, Jakarta merupakan termasuk wilayah dataran banjir.

"Bencana geologi seperti penurunan tanah juga jadi penyebab Jakarta menjadi langganan banjir," tuturnya.

Lebih lanjut Rahmat mengatakan, kondisi masyarkat Jakarta saat ini juga belum peduli akan bahaya banjir. Menurutnya, aktifitas sosial budaya masyarakat urban belum tercipta dalam mewujudkan kewaspadaan akan bencana banjir

Ini 4 Penyebab Banjir Jakarta


Ini 4 Penyebab Banjir Jakarta
Selasa, 22 Januari 2013 | 10:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masalah banjir belum juga terselesaikan di Ibu Kota. Jakarta terendam banjir pada babak awal memasuki tahun 2013. Banjir cukup merata di seluruh wilayah Jakarta. Sejumlah akses jalan terputus. Air setinggi 20 hingga beberapa meter menggenangi jalanan Ibu Kota. Banjir pun tak pilih-pilih lokasi, mulai dari perkampungan hingga Kompleks Istana Kepresidenan kebanjiran.

Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat volume air bertambah. Sungai dan waduk meluap. Tanggul pun jebol karena tak mampu menahan banyaknya air. Namun, banjir seharusnya tak terjadi hanya karena intensitas hujan yang tinggi itu. Mengapa banjir terus terjadi dan makin meluas di Ibu Kota?

Pengamat tata kota, Nirwono Joga, mengatakan, sejumlah faktor turut menyebabkan banjir Jakarta 2013. Secara umum, telah terjadi perubahan besar pada tata ruang di Jakarta dan kota sekitarnya, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Faktor pertama, berubahnya ruang terbuka hijau di Jakarta menjadi kawasan pembangunan, seperti permukiman, gedung, dan jalan. Resapan air hujan menjadi berkurang dan akhirnya air mengalir ke jalanan.

"Sebagian besar banjir yang terjadi di Jakarta ini terjadi di daerah-daerah tanggapan air, resapan air, yang dulu sejak zaman Belanda memang diperuntukkan untuk ruang hijau," ujarnya di Jakarta, Selasa (22/1/2013).

Joga mengatakan, pemerintah harus tegas membatasi pembangunan komersial di Jakarta. Pendirian bangunan pun harus dicek kembali apakah telah menyediakan sebanyak 30 persen sumber resapan sesuai ketentuan undang-undang.

Kedua, sistem drainase yang buruk di Jakarta. Menurut Joga, seharusnya saluran air berujung ke sungai atau laut, melainkan ke daerah resapan atau ke dalam tanah. Pemerintah harus melakukan revitalisasi terhadap sistem drainase di seluruh Jakarta dan jalan-jalan protokol seperti Sarinah, Thamrin, Sudirman, dan lainnya. Pemerintah juga perlu membuat sistem drainase eco-drainase yang mengalirkan air ke sumber resapan.

Ketiga, tidak optimalnya fungsi waduk maupun situ. Dalam catatannya, pada tahun 1990-an, Jakarta memiliki 70 waduk dan 50 situ. Namun, kini hanya tersisa 42 waduk dan 16 situ. Sebanyak 50 persen di antaranya pun tidak berjalan optimal. Waduk-waduk di Jakarta dipenuhi tumbuhan enceng gondok, limbah, dan sampah. Pendangkalan pun terjadi akibat sedimentasi lumpur. Waduk yang akhirnya mengering kemudian dijadikan daerah hunian.

"Untuk meningkatkan kapasitas optimalisasi, tentu perlu dilakukan revitalisasi pengerukan dan penataan. Kalau optimal, waduk bisa menjadi cadangan air bersih," terangnya.

Keempat, belum dilakukannya normalisasi di semua sungai. Menurut pengamat dari Universitas Trisakti ini, pemerintah harus melakukan normalisasi kali sekaligus merelokasi permukiman di bantaran sungai ke tempat yang layak huni.

"Kita harapkan 5 tahun ke depan sungai sudah selesai dinormalisasi yang lebarnya saat ini 20-30 meter menjadi 100 meter," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pasang air laut dalam beberapa hari ke depan diprediksi tinggi. Pada Senin (21/1/2013), pasang akan memuncak hingga ketinggian 0,95 meter. Pada Sabtu (26/1/2013), pasang bisa mencapai 1 meter. Sementara pada Minggu depan, pasang bisa mencapai 0,95 meter.

Untuk diketahui, pada 2007, curah hujan yang mengguyur Jakarta mencapai 320 milimeter. Curah hujan di Jakarta belakangan ini sekitar 95 milimeter dan di wilayah hulu (Puncak, Bogor) sekitar 75 milimeter. Intensitas hujan di Jakarta saat ini sedang menurun. Namun, pada akhir Januari atau awal Februari, diprediksi curah hujan menjadi dua kali lipat.

Untuk itu, solusi masalah banjir Jakarta, tambah Joga, tidak hanya dengan melakukan rekayasa teknis seperti membuat sodetan dan gorong-gorong raksasa. Rekayasa sosial atau mengubah pola pikir masyarakat, menurutnya, lebih penting dilakukan. Pemerintah dan masyarakat harus sadar pentingnya ruang terbuka hijau, mengerti bahwa bantaran sungai bukanlah lokasi hunian. Sadar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Rekayasa teknis tidak akan menyelesaikan masalah banjir tanpa adanya kesadaran masyarakat itu sendiri

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/01/22/1053289/Ini.4.Penyebab.Banjir.Jakarta

5 Faktor Penyebab Banjir


5 Faktor Penyebab Banjir

Deny Iskandar Kabar Nasional January 24, 2014

Hujan deras yang terjadi di ibukota dalam dua pekan terakhir memang membuat sejumlah daerah diJakarta terendam banjir. Meski sudah dianggap sebagai musibah tahunan, namun belum ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasi banjir. Permasalahan ini pun seperti dibiarkan berlarut-larut dan sudah berlangsung sejak lama.

Beberapa pengamat lingkungan menilai, banjir bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Debit air di hulu yang ekstrem

Tinggi muka air di bendungan Katulampa, Jawa Barat sudah mencapai 180 cm. Tentunya kondisi ini mendorong air kiriman ke ibukota meningkat hingga volume 300.000 meter kubik per detik. Sedangkan daya tampug sungai utama dan saluran penghubung tidak sebanding dengan besarnya air kiriman tersebut.

Penurunan kapasitas sungai dan saluran penghubung

Kali Ciliwung sebagai salah satu saluran utama yang seharusnya mempunyai lebar 50 meter saat ini hanya tinggal sekitar 20 meter. Sungai Pasanggrahan, jika airnya meluap, juga akan merendam wilayah disekitarnya. Selain itu 70 persen dari fungsi drainase dan saluran penghubung juga mengalami kerusakan.

Rob atau laut pasang

Kondisi dimana air laut naik ke permukaan akan menahan air yang datang dari hulu, sehingga arus air yang semestinya lancar justru tertahan rob dan menjadikan Jakarta terendam banjir. Beberapa daerah yang rentan terendam rob dan banjir adalah Muara Angke, Cilincing dan Marunda.

Penurunan tanah

Penyedotan air tanah membuat penurunannya menjadi lambat. Kondisi ini memicu terjadinya pendangkalan sungai sehingga endapan kasar di tengahnya akan berpengaruh pada kinerja drainase yang kecil dan dipenuhi sampah.


Rusaknya lingkungan dan tata kota

Perubahan fungsi ruang dimana lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan justru dibangun untuk kawasan komersil menjadi penyebab utama banjir. Kesalahan tata ruang, lingkungan dan bangunan serta kurangnya ruang terbuka hijau (RTH ) membuat kawasan penyerapan air di Jakarta semakin berkurang.

Dengan berbagai faktor penyebab banjir di Jakarta dan kota besar tersebut, pemerintah dapat mengambil tindakan dari solusi terbaik berdasarkan hasil musyawarah mufakat yang berwenang.

http://www.kabdet.com/read/2014/01/24/5-faktor-penyebab-banjir-1438

Wednesday 4 June 2014

Ulama, Cendekiawan, dan Khotib se-Indonesia Dukung Jokowi-JK

Selasa, 27/05/2014 17:34 WIB
Ulama, Cendekiawan, dan Khotib se-Indonesia Dukung Jokowi-JK
Septiana Ledysia - detikNews



Jakarta - Pasangan Jokowi-JK menuai dukungan dari ulama, cendikiawan, dan khotib se-Indonesia. Jokowi-JK dinilai sebagai sosok yang merupakan representasi nasionalis dan religius. Digarisbawahi, Jokowi sebagai perwakilan nasionalis juga merupakan seorang muslim yang taat dan keislamanya tidak diragukan.

"Dari penelusuran yang dilakukan, keluarga Joko Widodo sangat islami, diantaranya Joko Widodo dan Istri sudah naik haji dan umroh, begitu juga ibunya adalah jamaah pengajian dari Pengajian Aisyiah Muhammadiyah di Solo," kata koordinator gerakan, Imam Addaruqudni, Selasa (27/5/2014).

Acara pemberian dukungan dilakukan di Hotel Mega Proklamasi, Jalan Proklamasi, No. 40-42, Jakarta Pusat.

Menurut Imam, dukungan ini murni aspirasi dari tokoh-tokoh Islam, cendekiawan Islam dan khotib masjid yang setiap hari bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah. Sebelum memberikan dukungan ini, lanjut Imam yang juga mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini, 100 ulama dan cendekiawan muslim, serta khotib masjid sudah melakukan diskusi secara mendalam terhadap dua pasangan calon.

Beberapa tokoh ulama, cendekiawan dan khotib yang datang memberikan dukungan diantaranya mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Azzumardi Azra, mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Imam Addaruqudni dan juga Muhammad Izzul Muslimin, Ketua Umum Ikatan Khotib Indonesia KH Dr Rosyid MA, tokoh aktivis perempuan Maria Ulfa, KH Masdar Masudi (tokoh NU), KH Ahmad Bagja (NU), Prof Dr KH Hasan Mansyur Nasution MA dari Sumatra Utara, KH Wawan (Banten), KH Ahmad Muharram (Papua), Prof Dr Affandi (Jawa Tengah), DR. Muchlis Najamuddin (Sulawesi Tengah).

"Begitu juga dengan Jusuf Kalla, dikenal dekat dengan ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Ibunya Jusuf Kalla adalah keturunan Padang dan aktivis Muhammadiyah, sementara ayahnya Haji Kalla adalah tokoh NU. Atas dasar itu, tidak ada hal yang meragukan keislaman dari pasangan Jokowi-JK sehingga kita dukung untuk presiden dan wakil presiden kita," jelas Imam.

Imam Addaruqudni menjelaskan, dukungan tokoh ulama, cendekiawan muslim dan khotib ini langsung datang dari seluruh Provinsi di Indonesia. Mereka mengirimkan perwakilannya datang ke Jakarta dengan tujuan memberikan dukungan ke Jokowi-JK.

Selain itu, KH Rosyid MA dari Ikatan Khotib Indonesia menjelaskan bahwa khotib yang setiap minggu, bahkan setiap hari mengisi pengajian di masjid-masjid harus memberikan informasi yang benar kepada jamaahnya. Jangan sampai umat Islam mendapatkan informasi yang salam terhadap calon presiden dan wakil presiden.

PERBANDINGAN PENGHARGAAN PRABOWO DAN JOKOWI, DI COPAS DARI DATA KPU


PERBANDINGAN PENGHARGAAN PRABOWO DAN JOKOWI, DI COPAS DARI DATA KPU

PRABOWO SUBIANTO
1. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
2. Bintang Yudha Dharma Nararya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
3. Satyalancana Seroja Ulangan-III (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
4. Satyalancana Dwija Sistha (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
5. Satyalancana Wira Karya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
6. Satyalancana Raksaka Dharma (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
7. Satyalancana Kesetiaan XVI (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
8. The First Class The Padlin Medal Ops Honor Pemerintah Kamboja
JOKO WIDODO
1. Satya Bhakti Kadin Jawa Tengah 2007
2. Solo Pos Award Solo Pos 2007, 2008
3. IKAPI Awards IKAPI 2008
4. Leadership Awards Menteri Aparatur Negara & Leadership Park 2008
5. Perhumas Award Perhimpunan Hubungan Masyarakat 2008
6. Tokoh Pilihan Tempo 2008 Majalah Tempo 2008
7. Kepala Daerah Tingkat II Terbaik Pengembangan MICE Majalah Venue 2009
8. Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Presiden RI 2010
9. Kepala Pemerintah Daerah berjiwa Enterpreneur Berhasil Property and Bank 2010
10. Innovative Government Award Kementerian Dalam Negeri 2010
11. Bung Hatta Anti Corruption Award 2010
12. Marketer Award Markplus Inc. 2010
13. Alumnus Berprestasi Kategori Penggerak Sosial UGM 2010
14. Visit Indonesia mengembangkan destinasi wisata Kementerian Pariwisata 2010
15. IAI Award IAI Jawa Tengah 2011
16. Inovasi Manajemen Perkotaan Awards Kementerian Dalam Negeri 2011
17. UNS Awards — Tanda Jasa Dharma Budaya Bhakti Praja Rektor UNS 2011
18. Realestat Indonesia—Penataan Lingkungan, Relokasi PKL dan Penataan Pasar Tradisional serta Peremajaan Kawasan Kumuh DPP REI 2011
19. Tokoh Perubahan 2010 Republika 2011
20. MIPI Awards Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia 2011
21. Satya Lancana Pembangunan Bidang Koperasi Presiden RI 2011
22. Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Presiden RI 2011
23. GATRA Award Walikota Terbaik GATRA 2011
24. Charta Politika Award III Tokoh Kepala Daerah 2012
25. Soegeng Sarjadi Award on Good Governance untuk Kategori Tokoh Inspirasi Pemberdayaan Masyarakat 2012
26. Pembina Bank Daerah Terbaik 1 2012
27. Anugerah Integritas Nasional 2013
28. Jak Award
29. Tokoh News Maker 2012
30. Best of The Best "The Right Man On The Right Place 2013"
31. Pembina BUMD Terbaik 2013
32. Tokoh Yang Memiliki Sikap dan Kebijakan Politik Yang Berpihak Pada Rakyat
33. Anak Bangsa Yang Layak Memimpin Bangsa
34. RMOL Democracy Award
35. PenghargaanTerbaik II "Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2013 Tingkat Provinsi Kelompok A (DKI Jakarta) 2013"
36. Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
37. Penghargaan Satya Lencana Karya Bakti Praja Nugraha Presiden RI
38. Soegeng Sarjadi Award "Award On Good Government" Kategori Kepemerintahan Terbaik Soegeng Sarjadi 19 September 2013
39. Prominent Figure With Positive Sentiment In Social Media 2013
40. Wreda Nugraha Utama 2013
41. Bung Hatta Anti Corruption Award 2013
42. Akuntanbilitas Kinerja Pemprov DKI
43. Jakarta Tahun 2013 dengan Predikat "CC" Menpan Azwar Abu Bakar 2013
44. Anugerah Parahita Eka Praya 2013 Provinsi DKI Jakarta 2013
45. Mens Obsesion Decade Award 2004-2014, Rising Leades
46. Pemerintah Daerah dengan Laporan Gratifikasi Terbanyak ke KPK
47. Tokoh Masyarakat Peduli Sosial Moestopo
48. Peran dan Dukungan yang Besar dalam Pengendalian Tembakau di Indonesia
49. Tokoh Pluralis Lembaga Pemilih Indonesia
50. Anugerah Tokoh Seputar Indonesia 2013
51. Provinsi Terbaik ke — 2 Pencapaian Tujuan Pembangunan Milinium Bappenas
52. Tokoh Terinspiratif Was-Was
53. Piagam Penghargaan Anubhawa Sasana Kelurahan Menteri Hukum dan HAM
54. Tokoh Peduli Ekonomi Kerakyatan Universitas Bung Hatta
55. Future Gov Award 2013 DKI Jakarta Winner of the category or E-Government
56. Rekor Dunia Pemprov DKI Kategori Parade Jenis Busana Tradisional Terbanyak
57. Tokoh Pelestari Kebudayaan Jakarta Penghargaan dari Soekarno Center Bali — Indonesia sebagai Tokoh Teladan Demokrasi Indonesia
Sumber :
http://kpu.go.id/koleksigambar/Daftar_Riwayat_Hidup_JOKO_WIDODO.pdf
http://www.kpu.go.id/koleksigambar/daftar_rwyt_hdp_prabowo.pdf
PERBANDINGAN PENGHARGAAN PRABOWO DAN JOKOWI, DI COPAS DARI DATA KPU

PRABOWO SUBIANTO
1. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
2. Bintang Yudha Dharma Nararya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
3. Satyalancana Seroja Ulangan-III (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
4. Satyalancana Dwija Sistha (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
5. Satyalancana Wira Karya (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
6. Satyalancana Raksaka Dharma (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
7. Satyalancana Kesetiaan XVI (TNI) Angkatan Darat Republik Indonesia
8. The First Class The Padlin Medal Ops Honor Pemerintah Kamboja

JOKO WIDODO
1. Satya Bhakti Kadin Jawa Tengah 2007
2. Solo Pos Award Solo Pos 2007, 2008
3. IKAPI Awards IKAPI 2008
4. Leadership Awards Menteri Aparatur Negara & Leadership Park 2008
5. Perhumas Award Perhimpunan Hubungan Masyarakat 2008
6. Tokoh Pilihan Tempo 2008 Majalah Tempo 2008
7. Kepala Daerah Tingkat II Terbaik Pengembangan MICE Majalah Venue 2009
8. Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Presiden RI 2010
9. Kepala Pemerintah Daerah berjiwa Enterpreneur Berhasil Property and Bank 2010
10. Innovative Government Award Kementerian Dalam Negeri 2010
11. Bung Hatta Anti Corruption Award 2010
12. Marketer Award Markplus Inc. 2010
13. Alumnus Berprestasi Kategori Penggerak Sosial UGM 2010
14. Visit Indonesia mengembangkan destinasi wisata Kementerian Pariwisata 2010
15. IAI Award IAI Jawa Tengah 2011
16. Inovasi Manajemen Perkotaan Awards Kementerian Dalam Negeri 2011
17. UNS Awards — Tanda Jasa Dharma Budaya Bhakti Praja Rektor UNS 2011
18. Realestat Indonesia—Penataan Lingkungan, Relokasi PKL dan Penataan Pasar Tradisional serta Peremajaan Kawasan Kumuh DPP REI 2011
19. Tokoh Perubahan 2010 Republika 2011
20. MIPI Awards Masyarakat Ilmu Pemerintahan Indonesia 2011
21. Satya Lancana Pembangunan Bidang Koperasi Presiden RI 2011
22. Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama Presiden RI 2011
23. GATRA Award Walikota Terbaik GATRA 2011
24. Charta Politika Award III Tokoh Kepala Daerah 2012
25. Soegeng Sarjadi Award on Good Governance untuk Kategori Tokoh Inspirasi Pemberdayaan Masyarakat 2012
26. Pembina Bank Daerah Terbaik 1 2012
27. Anugerah Integritas Nasional 2013
28. Jak Award
29. Tokoh News Maker 2012
30. Best of The Best "The Right Man On The Right Place 2013"
31. Pembina BUMD Terbaik 2013
32. Tokoh Yang Memiliki Sikap dan Kebijakan Politik Yang Berpihak Pada Rakyat
33. Anak Bangsa Yang Layak Memimpin Bangsa
34. RMOL Democracy Award
35. PenghargaanTerbaik II "Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2013 Tingkat Provinsi Kelompok A (DKI Jakarta) 2013"
36. Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
37. Penghargaan Satya Lencana Karya Bakti Praja Nugraha Presiden RI
38. Soegeng Sarjadi Award "Award On Good Government" Kategori Kepemerintahan Terbaik Soegeng Sarjadi 19 September 2013
39. Prominent Figure With Positive Sentiment In Social Media 2013
40. Wreda Nugraha Utama 2013
41. Bung Hatta Anti Corruption Award 2013
42. Akuntanbilitas Kinerja Pemprov DKI
43. Jakarta Tahun 2013 dengan Predikat "CC" Menpan Azwar Abu Bakar 2013
44. Anugerah Parahita Eka Praya 2013 Provinsi DKI Jakarta 2013
45. Mens Obsesion Decade Award 2004-2014, Rising Leades
46. Pemerintah Daerah dengan Laporan Gratifikasi Terbanyak ke KPK
47. Tokoh Masyarakat Peduli Sosial Moestopo
48. Peran dan Dukungan yang Besar dalam Pengendalian Tembakau di Indonesia
49. Tokoh Pluralis Lembaga Pemilih Indonesia
50. Anugerah Tokoh Seputar Indonesia 2013
51. Provinsi Terbaik ke — 2 Pencapaian Tujuan Pembangunan Milinium Bappenas
52. Tokoh Terinspiratif Was-Was
53. Piagam Penghargaan Anubhawa Sasana Kelurahan Menteri Hukum dan HAM
54. Tokoh Peduli Ekonomi Kerakyatan Universitas Bung Hatta
55. Future Gov Award 2013 DKI Jakarta Winner of the category or E-Government
56. Rekor Dunia Pemprov DKI Kategori Parade Jenis Busana Tradisional Terbanyak
57. Tokoh Pelestari Kebudayaan Jakarta Penghargaan dari Soekarno Center Bali — Indonesia sebagai Tokoh Teladan Demokrasi Indonesia

Sumber :
http://kpu.go.id/koleksigambar/Daftar_Riwayat_Hidup_JOKO_WIDODO.pdf
http://www.kpu.go.id/koleksigambar/daftar_rwyt_hdp_prabowo.pdf




Sebastian Sihombing

https://www.facebook.com/groups/394676687247866/permalink/693836630665202/

Tuesday 3 June 2014

PASUNDAN GORDEN - Bogor. Menerima pesanan Gorden Lokal / Impor. Menerima Pengukuran dan Pemasangan Gorden, Vitrage, Wallpapper, Vertical Blinds, Horizontal Blinds dll - Harga kompetitif mutu terjamin - Untuk info lebih lengkap silahkan hubungi : BP. UJANG SUHERMAN Hp 0813 15 444 929 Hp 08777 0596 860 Hp 0896 3826 3330 Pin 22F5E740 Alamat : Jl Cilendek Barat Depan Gang Mitra 1 Rt 01/07 Bogor www.pasundangordenbogor.blogspot.com

PASUNDAN GORDEN - Bogor - Gorden, Karpet, Wall papper, Vertical Blinds, Horizontal Blinds

PASUNDAN GORDEN - Bogor. Menerima pesanan Gorden Lokal / Impor. Menerima Pengukuran dan Pemasangan Gorden, Vitrage, Wallpapper, Vertical Blinds, Horizontal Blinds dll - 
Harga kompetitif mutu terjamin - 
Untuk info lebih lengkap silahkan hubungi : BP. UJANG SUHERMAN Hp 0813 15 444 929 Hp 08777 0596 860 Hp 0896 3826 3330 Pin 22F5E740 
Alamat : Jl Cilendek Barat Depan Gang Mitra 1 Rt 01/07 Bogor www.pasundangordenbogor.blogspot.com

Pasundan Gorden Bogor





About US




Contact Us

Lokasi



My Facebook





Gorden




HORIZONTAL/ VERTICAL/ROLLER/ WOODDEN BLINDS




Wallpaper



Monday 2 June 2014

Fokus Pertama Jokowi-JK: Pembangunan Manusia, Pendidikan dan Kesehatan


Fokus Pertama Jokowi-JK: Pembangunan Manusia, Pendidikan dan Kesehatan
Achmad Zulfikar Fazli - 01 Juni 2014 17:48 wib

MI/Barry Fathahilah
Metrotvnews.com, Jakarta: Calon presiden Joko Widodo bakal memfokuskan kerja pemerintahannya pada pembangunan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan rakyat, jika terpilih menjadi pucuk pimpinan Indonesia dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.

"Pertama pembangunan manusia, pendidikan dan kesehatan, baru kedua pembangunan ekonomi," kata Jokowi seusai mengikuti undian nomor urut pasangan untuk Pilpres 2014 di Gedung Komisi Pemiliha Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Ahad (1/6/2014).

Untuk mewujudkan semuanya, Gubernur non-aktif DKI Jakarta itu mengatakan akan semaksimal mungkin meraih dukungan dari semua lapisan masyarakat, termasuk meraih dukungan dari massa yang hingga kini masih belum menentukan pilihannya. "Kami akan memaksimalkan mesin rakyat dan mesin yang ada di rakyat," kata dia.

Dia berjanji akan bekerja habis-habisan dan menjaga amanah rakyat dipercayakan kepadanya dan cawapres Jusuf Kalla. "Kami hanya melaksanakan dan menjalankan kalau diberi amanah sama rakyat. Kami kerja sebaik-baiknya dan kerja sekeras-kerasnya," kata Capres yang mendapat nomor urut 2 itu.

(Jco)

http://news.metrotvnews.com/read/2014/06/01/247785/fokus-pertama-jokowi-jk-pembangunan-manusia-pendidikan-dan-kesehatan

PKS Abaikan Tuduhan Hashim Djojohadikusum


PKS Abaikan Tuduhan Hashim Djojohadikusumo
SENIN, 02 JUNI 2014 | 16:46 WIB


TEMPO/Wahyu Setiawan



TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak menanggapi serius pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam The United States Indonesia Society Washington Special Open Forum Luncheon pada 17 Juli 2013. Ketika itu, Hashim mengatakan kader PKS menguasai jabatan di Kementerian Pertanian.

"Pembicaraan itu terjadi ketika belum ada komunikasi dengan PKS," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 2 Juni 2014. Dia mengatakan substansi pembicaraan Hashim juga masih perlu diklarifikasi.

Pidato Hashim direkam dalam bentuk video dan diunggah ke Youtube oleh akun Dwiko Sulistyo kemarin. Video dengan judul Hashim Djojohadikusumo memaparkan visi-misi Partai Gerindra di USINDO Open Forum Luncheon sudah ditonton lebih dari 3.000 orang.

"Sebanyak 73 pegawai pemerintah yang beragama Kristen di Kementerian Pertanian dipecat dalam sembilan bulan terakhir dan tidak diganti," kata dia. Menurut Hashim, hingga saat ini tak ada pegawai yang beragama Kristen di kementerian itu.

Mahfudz menuturkan saat ini sudah terjalin komunikasi antara PKS dengan Prabowo Subianto. Menurut dia, Prabowo awalnya memiliki sejumlah persepsi tertentu terhadap PKS. Namun, kata Mahfudz, persepsi ini ternyata salah setelah kedua belah pihak berkomunikasi. Terkait dengan mutasi pejabat eselon II dan III, Mahfudz membantah itu karena adanya upaya untuk menggusur pegawai non-muslim.

Dia menuturkan Prabowo banyak mengadopsi pemikiran PKS setelah mereka berdialog. Menurut Mahfudz, ada persepsi yang salah ketika mengatakan PKS anti-Amerika. Dia menegaskan saat ini tak ada negara yang bisa benar-benar mandiri. Mahfudz menuturkan semua negara harus berhubungan dengan negara lain.

WAYAN AGUS PURNOMO

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/02/269581873/PKS-Abaikan-Tuduhan-Hashim-Djojohadikusumo

PDIP Bantah Keras Mau Awasi Masjid Demi Jokowi


PDIP Bantah Keras Mau Awasi Masjid Demi Jokowi


Kabar PDIP menempatkan aparat untuk mengawasi masjid sama sekali tidak benar. Kabar yang beredar soal hal itu adalah agenda setting dari pihak lain yang ingin memperkeruh suasana, apalagi sejarah membuktikan justru PDIP yang sering menjadi korban operasi khusus.

“Yang kami miliki adalah rakyat Marhaen. Kami juga memiliki Baitul Muslimin yang memiliki peran penting dan strategis untuk membangun kader-kader manusia Indonesia yang berkarakter dan berakhak mulia,” kata Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia yang juga Ketua DPP PDIP, Hamka Haq, beberapa saat lalu (Minggu, 1/6).

Hamka menekankan, PDIP dan Jokowi-JK menempatkan masjid sebagai tempat yang suci, terhormat, dan sumber energi kebajikan untuk kemaslahatan Umat. Jokowi-JK tidak pernah berpikir untuk menjadikan masjid sebagai tempat kampanye.


“Meskipun Pak JK sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia, namun sikap kenegarawanan Pak JK justru melarang masjid dijadikan ajang penggalangan dukungan, meski untuk Pak JK sekalipun,” jelasnya.

Karena itu, katanya, PDIP mengajak semua pihak secara bersama-sama menjaga tempat-tempat ibadah dengan seluruh penghormatan, sebagai tempat suci dan untuk tidak disalahgunakan. Hamka mengingatkan, mereka yang menggunakan tempat ibadah sebagai tempat penyiaran berita-berita yang tidak berdasarkan fakta, bahkan cenderung fitnah, justru telah menodai tempat suci itu.

“Pak Jokowi-JK selalu menaruh hormat pada kesucian tempat ibadah. Bahkan beliau berdua percaya, siapa yang mengobarkan kebencian di tempat suci, tidak akan mendapat dukungan dari rakyat,” ujarnya.

“PDIP juga menyatakan bahwa pernyataan seorang petinggi partai, Eva Kusuma Sundari, telah diplintir secara sepihak sehingga seakan-akan berkesan partai telah mengerahkan aparat untuk menginteli masjid,” demikian Hamka.[wid]

http://posmetrobatam.com/2014/06/pdip-bantah-keras-mau-awasi-masjid-demi-jokowi/

Megawati : Indonesia tidak pernah kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan !

Megawati : Indonesia tidak pernah kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan !
Megawati dalam pidato kenegaraan di depan sidang MPR tanggal 15 Agustus 2003 mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah kehilangan pulau Sipadan dan Ligitan,"karena kita memang tidak pernah memilikinya. P.Sipadan dan Ligitan secara hukum memang bukan dan belum pernah menjadi bagian dari wilayah nasional kita," ujarnya.
Pernyataan Megawati tsb didasarkan fakta kedua pulau tidak pernah masuk sebagai bagian dari wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Baik deklarasi Juanda (1957), UU tentang Wawasan Nusantara (1960), maupun UU tentang Perairan Nusantara (1996) kedua pulau tidak pernah atau secara tegas pernah masuk peta wilayah Indonesia.
"Lepasnya" pulau Sipidan Ligitan merupakan rangkaian cerita panjang yang dimulai sejak abad ke 19. Ketika keputusan ICJ dikeluarkan tanggal 17 Des 2002, konflik telah berjalan selama 33 tahun dan Megawati baru setahun menjadi Presiden.

Berikut adalah riwayat sengketa Sipadan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia :
- 1891 : Konvensi pembagian wilayah Belanda dan Inggris. Kepemilikan kedua pulau tidak diatur.
- 1917 : Inggris mengeluarkan Ordonansi perlindungan satwa burung di kedua pulau
- 1930 : Inggris menerapkan pajak bagi pengumpul telur penyu di kedua pulau
- 1960 : Malaysia melakukan operasi Mercusuar di kedua pulau
- 1957 : Deklarasi Juanda dikeluarkan Pemr Indonesia. Kedua pulau tidak termasuk dalam peta Indonesia
- 1960 : Indonesia mengeluarkan UU tantang Wawasan Nusantara. Kedua pulau tidak termasuk dalam peta Indonesia
- 1969 : Indonesia-Malaysia mengadakan perundingan batas landas kontinen di Selat Malaka dan Laut Sulawesi. Episode sengketa kedua pulau antara Indonesia dan Malaysia dimulai ! Kedua Negara sama-sama mengklaim Sipadan Ligitan sebagai bagian wilayahnya meskipun tidak masuk dalam peta wilayah masing-masing Negara. Kedua Negara sepakat “status quo” atas kedua pulau tsb.
- 1979 : Malaysia memasukkan kedua pulau dalam peta wilayahnya
- 1980 : Malaysia mulai menggelar kegiatan pariwisata di kedua pulau
- 1982 : Indonesia menandatangani / meratifikasi UNCLOS yang mulai berlaku tahun 1994 secara internasional
- 1996 : Indonesia menerbitkan UU tentang Perairan Indonesia berdasarkan UNCLOS. Secara tersamar Sipada Ligitan diklaim menjadi wilayah Indonesia.
- 1997 : Indonesia-Malaysia sepakat memasukkan sengketa SIpadan Ligitan ke Internasional Court of Justice (Mahkamah Internasional). Dalam hal ini kedua Negara juga sepakat putusan ICJ nantinya bersifat mengikat (final and binding)
- 2002 : Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) yang ditandatangani Megawati, yang diantaranya memasukkan secara tegas Sipadan Ligitan ke dalam wilayah Indonesia. Ini dianggap upaya terakhir Indonesia melegislasi Sipadan dan Ligitan sebagai wilayahnya, meskipun terlambat.
- 2002 : Tanggal 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan putusan yang mengukuhkan Malaysia sebagai pemilik kedua pulau yang sah. Dasar putusan adalah asas effectifee dimana Pemr Inggris dianggap telah melakukan tindakan administrative atas kedua pulau dengan adanya Ordonansi perlindungan satwa burung (1917) dan ordonansi pajak atas telur penyu (1930). Dari 17 hakim ICJ, hanya 1 yang memenangkan Indonesia.
- 2003 : Megawati menyampaikan bahwa Indonesia tidak pernah kehilangan Sipadan Ligitan karena memang tidak pernah memilikinya.




http://forum.detik.com/megawati-indonesia-tidak-pernah-kehilangan-pulau-sipadan-dan-ligitan-t79730.html

Adik Prabowo Jadi Pembina Kristen Gerindra

MINGGU, 02 DESEMBER 2012 | 15:15 WIB
Adik Prabowo Jadi Pembina Kristen Gerindra


Hashim Djojohadikusumo. TEMPO/ Panca Syurkani

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Gerakan Indonesia Raya hari ini melantik kepengurusan baru organisasi sayap partai, Kristen Indonesia Raya. Dalam susunan kepengurusan baru hingga 2016 ini, Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik Prabowo Subianto ditunjuk sebagai anggota Dewan Pembina. "Kepengurusan ini disetujui dan disahkan oleh Prabowo," kata Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, Sabtu, 1 Desember 2012.

Menjelang pemilihan presiden 2014, Hashim memang terlihat lebih aktif di partai. Beberapa waktu lalu, Hashim juga rajin menggelar pertemuan di Amerika Serikat untuk menggalang dukungan pencapresan Prabowo. Bahkan, pengusaha tambang ini telah mendirikan sebuah lembaga penelitian politik, bekerja sama dengan lembaga penelitian di Amerika.

Selain melantik Hashim, Prabowo yang didampingi Ketua Umum Gerindra, Suhardi, juga melantik pengurus Dewan Pembina, Dewan Penasihat, dan Dewan Pimpinan Pusat. Di jajaran Dewan Pembina juga ada nama Mayjen TNI (Purn) Glenny Kauripan, Brigjen TNI (Purn) Abraham Octavianus Atururi, Martin Hutabarat, dan Pius Lustrilanang. Sedangkan Ketua Umum Kira dijabat Murphy Hutagalung.

Menurut Muzani, dalam program kerjanya, Kira yang punya kepengurusan di 33 provinsi, bertekad mensukseskan Gerindra dalam meraup suara pada pemilu 2014. Bahkan, Kira juga menargetkan untuk memenangkan Prabowo Subianto sebagai capres pada 2014. Gerindra juga melantik pengurus Kira di calon Provinsi ke-34, Kalimantan Utara.

IRA GUSLINA SUFA

http://www.tempo.co/read/news/2012/12/02/078445400/Adik-Prabowo-Jadi-Pembina-Kristen-Gerindra-

Ekonomi Indonesia


Ekonomi Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Ekonomi Indonesia


Jakarta, ibukota keuangan Indonesia.
Peringkat 15
Mata uang Rupiah (IDR)
Tahun fiskal Tahun kalender
Trade organizations APEC, WTO, G-20, IOR-ARC
Statistik
PDB $1,0 triliun dari PPP (2010)
Pertumbuhan PDB 6,17% (per Q3 2012)[1]
PDB per kapita $4.700 (perkiraan 2011)
PDB per sektor pertanian: 15,3%, industri: 47%, jasa: 37,6% (perkiraan 2010)
Inflasi (IHK) 5,1% (2010)
Populasi
di bawah garis kemiskinan 13,3% (2010)
Koefisien gini 34,3 (2008)[2]
Labour force 116,5 juta (est. 2010)
Labour force
by occupation pertanian: 38,3%, industri: 12,8%, layanan: 48,9% (2010 est.)
Pengangguran 6,56% (2011 est.)
Industri utama minyak dan gas alam, tekstil, pakaian, sepatu, pertambangan, semen, pupuk kimia, kayu lapis, karet, makanan, pariwisata
Peringkat kemudahan melakukan bisnis 129[3]
Eksternal
Ekspor $208 miliar (perk. 2011)[4]
Ekspor barang-barang minyak dan gas, alat listrik, kayu lapis, tekstil, karet
Rekan ekspor utama Jepang 16,3%, Cina 9,9%, Amerika Serikat 9,1%, Singapura 8,7%, Korea Selatan 8%, India 6,3%, Malaysia 5,9% (2010)
Impor $127,4 miliar (perk. 2010)
Impor barang-barang mesin dan peralatan, bahan kimia, bahan bakar, bahan makanan
Rekan impor utama Cina 15.1%, Singapura 14,9%, Jepang12,5%, AS 6,9%, Malaysia 6,4%, Korea Selatan 5,7%, Thailand 5,5% (2010)[4]
Utang kotor luar negeri $223 miliar (perk. 30 Juni 2011)
Pembiayaan publik
Utang publik 24,5% dari PDB (perk. 2011)
Pendapatan $119,5 miliar (perk. 2011)
Beban $132,9 miliar (perk. 2011)
Peringkat utang Standard & Poor's:[5]
BB+ (Domestic)
BB+ (Foreign)
BBB- (T&C Assessment)
Outlook: Positive[6]
Moody's:[6]
Baa3
Outlook: Stable
Fitch:[6]
BBB-
Outlook: Positive
Cadangan mata uang asing $110,30 miliar (Oktober 2012)[7]
Sumber data utama: CIA World Fact Book



Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.



Daftar isi [sembunyikan]
1 Latar belakang
1.1 Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)
1.2 Demokrasi Terpimpin
1.2.1 Gunting Syafruddin
1.2.2 Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
1.2.3 Nasionalisasi De Javasche Bank
1.2.4 Sistem Ekonomi Ali-Baba
1.2.5 Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
1.2.6 Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
1.2.7 Musyawarah Nasional Pembangunan
1.3 Orde Baru
1.4 Pasca Suharto
1.5 Kajian Pengeluaran Publik
2 Referensi
3 Lihat pula


Latar belakang[sunting | sunting sumber]
Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950)[sunting | sunting sumber]

Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh :
Inflasi yang sangat tinggi

Disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada saat itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4 miliar. Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan sebesar 1,6 miliar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika pasukan Sekutu berhasil menduduki beberapa kota besar di Indonesia dan menguasai bank-bank.

Dari bank-bank itu Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 miliar untuk keperluan operasi mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat inflasi ini adalah petani. Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan mata-uang Jepang. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.

Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang diduduki Sekutu. Uang NICA ini dimaksudkan sebagai pengganti uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun. Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir memproses tindakan tersebut. Karena hal itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati, yakni selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, tidak akan ada mata uang baru.

Oleh karena itulah pada bulan Oktober 1946 Pemerintah RI, juga melakukan hal yang sama yaitu mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang Jepang. Untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan bidang ekonomi dan keuangan, pemerintah membentuk Bank Negara Indonesia pada tanggal 1 November 1946. Bank Negara ini semula adalah Yayasan Pusat Bank yang didirikan pada bulan Juli 1946 dan dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank negara ini bertugas mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing.
Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI.

Blokade laut ini dimulai pada bulan November 1945 ini, menutup pintu keluar-masuk perdagangan RI. Adapun alasan pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah:
Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia;
Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya;
Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang bukan Indonesia.
Kas negara kosong.
Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Tanah pertanian rusak
Tenaga kerja dijadikan romusha
Tanah pertanian ditanami tanaman keras

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India seberat 500000 ton, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947
Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 yaitu mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing Board (badan perancang ekonomi yang bertugas untuk membuat rencana pembangunan ekonomi jangka waktu 2 sampai tiga tahun). Kemudian IJ Kasimo sebagai menteri Persediaan Makanan Rakyat menghasilkan rencana produksi lima tahun yang dikenal dengan nama Kasimo Plan, yang isinya
Memperbanyak kebun bibit dan padi unggul
Pencegahan penyembelihan hewan pertanian
Penanaman kembali tanah kosong
Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20 juta jiwa dari Jawa ke Sumatera dalam jangka waktu 1-15 tahun.
Demokrasi Terpimpin[sunting | sunting sumber]

Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi adalah sebagai berikut.
Gunting Syafruddin[sunting | sunting sumber]

Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering). Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950. Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar.

Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng[sunting | sunting sumber]

Sistem ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah Republik Indonesia untuk mengubah struktur ekonomi yang berat sebelah yang dilakukan pada masa Kabinet Natsir yang direncanakan oleh Sumitro Djojohadikusumo (menteri perdagangan). Program ini bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia). Programnya adalah:
Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar. Kegagalan program ini disebabkan karena :
Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.
Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.
Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.
Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.

Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
Nasionalisasi De Javasche Bank[sunting | sunting sumber]

Seiring meningkatnya rasa nasionalisme maka pada akhir tahun 1951 pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Awalnya terdapat peraturan bahwa mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter. Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis. Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
Sistem Ekonomi Ali-Baba[sunting | sunting sumber]

Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri perekonomian kabinet Ali I). Tujuan dari program ini adalah:
Untuk memajukan pengusaha pribumi.
Agar para pengusaha pribumi bekerjasama memajukan ekonomi nasional.
Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non pribumi.

Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina. Dengan pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf. Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional. Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada. Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.
Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.
Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)[sunting | sunting sumber]

Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi:
Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga Indonesia mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 13 Februari 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara sepihak. Tujuannya untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden Soekarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB. Dampaknya adalah banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)[sunting | sunting sumber]

Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.

Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.

RPLT tidak dapat berjalan dengan baik disebabkan karena :
Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.
Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi.
Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.
Musyawarah Nasional Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah. Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musayawaraah Nasional Pembangunan (Munap). Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena:
Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.

Hal ini membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta sehingga meningkatkan defisit Indonesia. Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda menyangkut masalah Irian Barat mencapai konfrontasi bersenjata.
Orde Baru[sunting | sunting sumber]

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.

Pada pertengahan 1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987-1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-"collateral" menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi.

Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998.
Pasca Suharto[sunting | sunting sumber]

Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.

Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh pesat. PDB bisa dipastikan melebihin Rp 6300 Trilyun [8] meningkat lebih dari 100 kali lipat dibanding PDB tahun 1980. Setelah India dan China, Indonesia adalah negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat di antara 20 negara anggota Industri ekonomi terbesar didunia G20.

Ini adalah tabel PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia dari tahun ke tahun[9] oleh IMF dalam juta rupiah.
TahunPDB % Pertumbuhan/tahun
(bunga majemuk)
1980 60,143.191
1985 112,969.792 13.5
1990 233,013.290 15.5
1995 502,249.558 16.6
2000 1,389,769.700 22.6
2005 2,678,664.096 14.0
2010 6,422,918.230 19.1


Catatan: Data di atas disajikan dalam rupiah, oleh karena itu pertumbuhan yang tampaknya pesat itu sangat dipengaruhi oleh pelemahan rupiah terhadap mata uang yang lebih stabil, misalnya US Dollar. Pertumbuhan sesungguhnya, misalnya daya beli masyarakat akan jauh lebih kecil, bahkan mungkin negatif.
Kajian Pengeluaran Publik[sunting | sunting sumber]

Sejak krisis keuangan Asia pada akhir tahun 1990-an, yang memiliki andil atas jatuhnya rezim Suharto pada bulan Mei 1998, keuangan publik Indonesia telah mengalami transformasi besar. Krisis keuangan tersebut menyebabkan kontraksi ekonomi yang sangat besar dan penurunan yang sejalan dalam pengeluaran publik. Tidak mengherankan utang dan subsidi meningkat secara drastis, sementara belanja pembangunan dikurangi secara tajam.

Saat ini, satu dekade kemudian, Indonesia telah keluar dari krisis dan berada dalam situasi dimana sekali lagi negara ini mempunyai sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karena kebijakan makroekonomi yang berhati-hati, dan yang paling penting defisit anggaran yang sangat rendah. Juga cara pemerintah membelanjakan dana telah mengalami transformasi melalui "perubahan besar" desentralisasi tahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah beralih ke pemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang sama pentingnya, pada tahun 2005, harga minyak internasional yang terus meningkat menyebabkan subsidi minyak domestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancam stabilitas makroekonomi yang telah susah payah dicapai. Walaupun terdapat risiko politik bahwa kenaikan harga minyak yang tinggi akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusan yang berani untuk memotong subsidi minyak.

Keputusan tersebut memberikan US$10 miliar [1] tambahan untuk pengeluaran bagi program pembangunan. Sementara itu, pada tahun 2006 tambahan US$5 miliar [2] telah tersedia berkat kombinasi dari peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil secara keseluruhan dan penurunan pembayaran utang, sisa dari krisis ekonomi. Ini berarti pada tahun 2006 pemerintah mempunyai US$15 miliar [3] ekstra untuk dibelanjakan pada program pembangunan. Negara ini belum mengalami 'ruang fiskal' yang demikian besar sejak peningkatan pendapatan yang dialami ketika terjadi lonjakan minyak pada pertengahan tahun 1970an. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah peningkatan pendapatan yang besar dari minyak tahun 1970-an semata-mata hanya merupakan keberuntungan keuangan yang tak terduga. Sebaliknya, ruang fiskal saat ini tercapai sebagai hasil langsung dari keputusan kebijakan pemerintah yang hati hati dan tepat.

Walaupun demikian, sementara Indonesia telah mendapatkan kemajuan yang luar biasa dalam menyediakan sumber keuangan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, dan situasi ini dipersiapkan untuk terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, subsidi tetap merupakan beban besar pada anggaran pemerintah. Walaupun terdapat pengurangan subsidi pada tahun 2005, total subsidi masih sekitar US$ 10 miliar [4] dari belanja pemerintah tahun 2006 atau sebesar 15 persen dari anggaran total.

Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus 2001) untuk mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah pada tahun 2001, bagian besar dari belanja pemerintah yang meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya pemerintah propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang membelanjakan 37 persen [5] dari total dana publik, yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata OECD.

Dengan tingkat desentralisasi di Indonesia saat ini dan ruang fiskal yang kini tersedia, pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan unik untuk memperbaiki pelayanan publiknya yang terabaikan. Jika dikelola dengan hati-hati, hal tersebut memungkinkan daerah-daerah tertinggal di bagian timur Indonesia untuk mengejar daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih maju dalam hal indikator sosial. Hal ini juga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk fokus ke generasi berikutnya dalam melakukan perubahan, seperti meningkatkan kualitas layanan publik dan penyediaan infrastruktur seperti yang ditargetkan. Karena itu, alokasi dana publik yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati dari dana tersebut pada saat mereka dialokasikan telah menjadi isu utama untuk belanja publik di Indonesia kedepannya.

Sebagai contoh, sementara anggaran pendidikan telah mencapai 17.2 persen [6] dari total belanja publik- mendapatkan alokasi tertinggi dibandingkan sektor lain dan mengambil sekitar 3.9 persen [7] dari PDB pada tahun 2006, dibandingkan dengan hanya 2.0 persen dari PDB pada tahun 2001[8] - sebaliknya total belanja kesehatan publik masih dibawah 1.0 persen dari PDB [9]. Sementara itu, investasi infrastruktur publik masih belum sepenuhnya pulih dari titik terendah pasca krisis dan masih pada tingkat 3.4 persen dari PDB [10]. Satu bidang lain yang menjadi perhatian saat ini adalah tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15 persen pada tahun 2006 [11], menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya publik.
Referensi[sunting | sunting sumber]

^ http://www.antaranews.com/en/news/85415/indonesias-economy-grows-617-pct-in-3rd-quarter
^ "Global Peace Index 2008 for Indonesia". Global Peace Index. Diakses 2009-03-25.[pranala nonaktif]
^ "Doing Business in Indonesia 2012". World Bank. Diakses 2011-11-21.
^ a b "Federation of International Trade Associations : Indonesia profile". Fita.org. Diakses 2011-08-29.
^ "Sovereigns rating list". Standard & Poor's. Diakses 26 May 2011.
^ a b c Rogers, Simon; Sedghi, Ami (15 April 2011). "How Fitch, Moody's and S&P rate each country's credit rating". The Guardian. Diakses 31 May 2011.
^ http://www.antaranews.com/en/news/85476/ris-forex-reserves-up-013-bln-in-october
^ http://www.antaranews.com/berita/1273491621/bps-pdb-2010-minimal-rp6300-triliun
^ Edit/Review Countries

KATEGORI