[HOT] - Lembaga Survey TV ONE Terbongkar
hackerit
Kaskus Addict 09-07-2014 22:21#1
[HOT] - Lembaga Survey TV ONE Terbongkar
Quote:

Quote:
Keterangan Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha yang di batalkan oleh Tv One
[HOT]-Real Count PKS ternyata udah keluar sejak 5 Juli?
Spoiler for palsu
Quote:
(5/7/2014)
Jakarta - Pasangan Capres-Cawpares Prabowo Subianto - Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta) diprediksi memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 versi pendukungnya. Berikut ini hasil polling yang diedarkan melalui BBM oleh pendukung Prabowo-Hatta, Sabtu (5/7/2014)sore.
Pasangan Prabowo-Hatta memimpin 4.08% terhadap perolehan Jokowi-Kalla. Hasil Prosentase Suara kedua Pasangan Capres-Cawapres pada Pilpres 2014. Perhitungan berdasarkan tingkat keterpilihan dan prosentase trend positif/negatif calon serta analisis yang belum menentukan pilihan pada masing2 propinsi.
1. NAD: No.1 = 46.54%; No.2 = 53.46%
2. Sumut: No.1 = 44.76% ; No.2 = 55.24%
3. Sumbar: No.1 = 57.20%; No.2 = 42.80%
4. Riau: No.1 = 55.13%; No.2 = 44.87%
5. Kepri: No.1 = 50.79%; No.2 = 49.21%
6. Jambi: No.1 = 54.93%; No.2 = 45.07%
7. Sumsel: No.1 = 67.48%; No.2 = 32.52%
8. Babel: No.1 = 53.52%; No.2 = 46.48%
9. Bengkulu: No.1 = 61.02%; No.2 = 38.98%
10. Lampung: No.1 = 54.88%; No.2 = 45.12%
11. Banten: No.1 = 56.44%; No.2 = 43.56%
12. DKI: No.1 = 56.39%; No.2 = 43.61%
13. Jabar: No.1 = 57.92%; No.2 = 42.08%
14. Jateng: No.1 = 46.23%; No.2 = 53.77%
15. DIY: No.1 = 50.19%; No.2 = 49.81%
16. Jatim: No.1 = 51.27%; No.2 = 48.73%
17. Bali: No.1 = 43.66%; No.2 = 56.34%
18. NTB: No.1 = 55.63%; No.2 = 44.37%
19. NTT: No.1 = 44.76%; No.2 = 55.24%
20. Kalbar: No.1 = 42.87%; No.2 = 57.13%
21. Kalteng: No.1 = 47.91%; No.2 = 52.09%
22. Kalsel: No.1 = 56.55%; No.2 = 43.45%
23. Kaltim/Kaltara: No.1 = 54.71%; No.2 = 45.29%
24. Sulut: No.1 = 53.61%; No.2 = 46.39%
25. Gorontalo: No.1 = 59.84%; No.2 = 40.16%
26. Sulbar: No.1 = 47.89%; No.2 = 52.11%
27. Sulteng: No.1 = 46.76%; No.2 = 53.24%
28. Sultra: No.1 = 47.85%; No.2 = 52.15%
29. Sulsel: No.1 = 37.41%; No.2 = 62.59%
30. Malut: No.1 = 53.21%; No.2 = 46.79%
31. Maluku: No.1 49.51%; No.2 = 50.49%
32. Papua: No.1 = 53.69%; No.2 = 46.31%
33. Papua Barat: No.1 = 56.74%; No.2 = 43.26%
Jadi perbandingan akumulasi prosentase nasional antara pasangan Prabowo-Hatta (No.1) dan Jokowi-Kalla (No.2).
No.1 = 52.04% dan No.2 = 47.96%. Selisih prosentase suara kedua pasangan sebesar 4.08%. (*)
SUMBER
Ternyata kok sama persis dengan ini:
Quote:
Kamis, 10 Juli 2014 | 10:57 WIB
INILAHCOM, Jakarta - Koalisi Merah Putih mempercayakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) perihal saksi di TPS seluruh Indonesia.
Dalam Pileg 9 April 2014, PKS sudah membeli dan menyewa ratusan mesin fax untuk men-scan formulir C1. Oleh karena itu, PKS dianggap baik dalam pengawalan surat suara di TPS.
PKS telah melakukan real count. Formulir C1 langsung di-scan dan dikirim ke Pusat Tabulasi Nasional PKS
Akumulasi persentase nasional antara pasangan Prabowo-Hatta (No.1) dan Jokowi-Kalla (No.2): No.1 = 52.04% dan No.2 = 47.96%. Berikut perhitungan suara seluruh Indonesia per 23.30 WIB, Rabu 9 Juli 2014:
1. NAD: No.1 = 46.54%; No.2 = 53.46%
2. Sumut: No.1 = 44.76% ; No.2 = 55.24%
3. Sumbar: No.1 = 57.20%; No.2 = 42.80%
4. Riau: No.1 = 55.13%; No.2 = 44.87%
5. Kepri: No.1 = 50.79%; No.2 = 49.21%
6. Jambi: No.1 = 54.93%; No.2 = 45.07%
7. Sumsel: No.1 = 67.48%; No.2 = 32.52%
8. Babel: No.1 = 53.52%; No.2 = 46.48%
9. Bengkulu: No.1 = 61.02%; No.2 = 38.98%
10. Lampung: No.1 = 54.88%; No.2 = 45.12%
11. Banten: No.1 = 56.44%; No.2 = 43.56%
12. DKI: No.1 = 56.39%; No.2 = 43.61%
13. Jabar: No.1 = 57.92%; No.2 = 42.08%
14. Jateng: No.1 = 46.23%; No.2 = 53.77%
15. DIY: No.1 = 50.19%; No.2 = 49.81%
16. Jatim: No.1 = 51.27%; No.2 = 48.73%
17. Bali: No.1 = 43.66%; No.2 = 56.34%
18. NTB: No.1 = 55.63%; No.2 = 44.37%
19. NTT: No.1 = 44.76%; No.2 = 55.24%
20. Kalbar: No.1 = 42.87%; No.2 = 57.13%
21. Kalteng: No.1 = 47.91%; No.2 = 52.09%
22. Kalsel: No.1 = 56.55%; No.2 = 43.45%
23. Kaltim-tara: No.1 = 54.71%; No.2 = 45.29%
24. Sulut: No.1 = 53.61%; No.2 = 46.39%
25. Gorontalo: No.1 = 59.84%; No.2 = 40.16%
26. Sulbar: No.1 = 47.89%; No.2 = 52.11%
27. Sulteng: No.1 = 46.76%; No.2 = 53.24%
28. Sultra: No.1 = 47.85%; No.2 = 52.15%
29. Sulsel: No.1 = 37.41%; No.2 = 62.59%
30. Malut: No.1 = 53.21%; No.2 = 46.79%
31. Maluku: No.1 49.51%; No.2 = 50.49%
32. Papua: No.1 = 53.69%; No.2 = 46.31%
33. Papua Barat: No.1 = 56.74%; No.2 = 43.26%
SUMBER
A. "Quick Count", Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei
Spoiler for HASIL SEMUA
Berikut hasil lengkap kesebelas lembaga survei tersebut:
No Lembaga Survei Prabowo-Hatta Jokowi-JK Sumber
1 Populi Center 49,05 50,95 Suara.com
2 CSIS 48,1 51,9 Liputan6.com
3 Litbang Kompas 47,66 52,33 Kompas.com
4 Indikator Politik Indonesia 47,05 52,95 Metrotvnews.com
5 Lingkaran Survei Indonesia 46,43 53,37 Konferensi pers
6 Radio Republik Indonesia 47,32 52,68 Detik.com
7 Saiful Mujani Research Center 47,09 52,91 Detik.com
8 Puskaptis 52,05 47,95 Viva.co.id
9 Indonesia Research Center 51,11 48,89 okezone.com
10 Lembaga Survei Nasional 50,56 49,94 Viva.co.id
11 Jaringan Suara Indonesia 50,13 49,87 Viva.co.id
Akhirnya.. Ini adalah beberapa prestasi lembaga survey yang memenagkan PRAHARA
- Direktur Lembaga Survei Puskaptis Husin Yazid Pernah Diamankan Polisi
- IRC (Indonesia Research Center) itu milik Harry Tanoesudibyo
-Survei LSN Punya Mahfud MD
-Dewan Etik Bakal 'Garap' Lembaga Penyelenggara Survei Jaringan Suara Indonesia
SUMBER
B. Quick Count Di TV One Beda Karena Pesanan
Spoiler for BONGKAR
Tiga lembaga survei yang tayang di TV One ternyata dipesan dadakan. Ketiga lembaga suvei tersebut begitu aneh. Itulah lembaga pro Mahfud MD.
Sebenarnya TV One sudah jauh hari merencanakan akan menanyangakan hasil survei dari lembaga survei Polltracking pimpinan Hanta Yuda. Poltracking menjadi satu-satunya lembaga yang direncanakan akan menayangkan hasil Quick Qount pilpres di televisi milik Aburizal Bakrie tersebut.
Namun entah mengapa tiba-tiba tadi pagi pihak TV One memberitahu Hanta Yuda kalau mereka juga bakal menayangkan tiga lembaga survei yang lain. Ketiga lembaga survei tersebut adalah JSI, Puskaptis dan LSN.
Krena kesepakatan awal yang sudah ditandatangani pihak TV One dengan Poltracking hanya lembaga tersebut yang secara eksklusif menjadi satu-satunya lembaga yang bakal menjadi pihak yang berhak menayangkan hasil quick qount, maka Hanta Yuda pun keberatan terhadap kehadiran tiga lembaga yang datang tiba-tiba dan begitu saja. Sebagai bukti bahwa TV One hanya akan menayangkan hasil quick qount dari Poltracking, mereka pun sudah mengiklankan rencana penayangannya tersebut.
Benar saja, ketika Hanta memutuskan lebih baik tidak jadi menayangkan hasil quick Qountnya bersama ketiga lembaga lain yang kapasitasnya sangat diragukan, ternyata di situlah celah terjadinya kisruh pilpres ini dimulai.
Semua lembaga survei telah berhasil mengeluarkan hasil hitung cepat mereka dengan kemenangan di pihak Jokowi-Kalla. Hanya ketiga lebaga survei pesanan tersebutlah yang hasil hitung cepatnya memenangkan Prabowo-Hatta.
Inilah hasil hitung cepat Poltracking yang sedianya akan ditayangkan di televisi miliknya Aburizal Bakrie:
Prabowo-Hatta: 46.63
Jokowi-JK: 53,37
www.poltracking.com Kredibel , Yang mendukung prabowo
Dengan demikian, semua lembaga survei kredibel memenangkan Jokowi-JK. Sedangkan tiga lembaga pesanan yang baru nemu tadi pagi yang kredibilitasnya diragukan memang dipesan untuk menuliskan hasil yang diragukan.
C. Makin Kuat Adanya Dugaan Manipulasi “Quick Count”
Spoiler for bongkar
Menyikapi perbedaan hasil “quick count” Pilpres 2014, dewan etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk, menyatakan akan mengaudit seluruh lembaga survei yang bernaung di bawah Persapi. Pernyataan Hamdi Muluk yang akan mengaudit lembaga-lembaga survei terkait dengan adanya dugaan manipulasi “quick count” Pilpres 2014.
Hamdi juga mempertanyakan hasil “quick count” yang dirilis oleh empat lembaga survei yang menempatkan pasangan Prabowi-Hatta sebagai pemenang. Sebab, menurut Hamdi, adalah di luar logika bila hasil “quick count” keempat lembaga survei itu menghasilkan hasil yang berbeda dengan hasil “quick count” mayoritas lembaga survei lainnya.
Kabar mengejutkan juga datang dari lembaga survei Poltracking. Lembaga survei yang dipimpin oleh Hanta Yudha itu mengaku adanya pembatalan kerjasama dalam merilis hasil “quick count” dengan TV One. Pembatalan kerjasama itu, menurut Hanta Yudha, dilatarbelakangi oleh hadirnya tiga lembaga survei lainnya. Kehadiran tiga lembaga survei “dadakan” itu membuat Poltracking membatalkan kerjasama dengan TV One. (Lihat Detik.com, Rabu 9/07/2014).
Sebagai tambahan, lembaga survei Poltracking merilis hasil “quick count” yang menempatkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang sementara. Rilisan hasil “quick count” Poltracking ini menambah daftar panjang lembaga-lembaga survei yang menempatkan Jokowi sebagai pemenang sementara pada Pilpres 2014.
Sebelumnya, pengamat Pusat Kajian Politik Universitas Indinonesia, Dirga Adansa mengkritik klaim kemenangan Prabowo yang didasarkan kepada rilis hasil “quick count” empat lembaga survei, yang tiga di antaranya disiarkan langsung oleh media elektronik TV One.
Dirga mempersoalkan klaim Prabowo yang hanya mengacu kepada empat lembaga survei, yang menurut Dirga menyalahi statika. Seharusnya, menurut Dirga, selisih nilai prediksi “quick count” dengan “margin of error” tidak boleh kurang dari 2%. Sedangkan dua hasil survei, yaitu LSN dan JSI, justru merilis hasil “quick count” dengan selisih nilai prediksi dengan “margin of error” yang hanya berkisar 1%. (Selengkapnya baca: Pengamat: Klaim Kemenagan Prabowo Menyalahi Statika.
Adanya perbedaan hasil “quick count” para lembaga survei, mau tak mau, telah membuat publik terbelah dua dalam menyikapi hasil Pilpres 2014. Bahayanya, mayoritas publik tidak bisa membedakan antara hasil sementara (quick count) dengan hasil resmi (real count). Implikasinya, NKRI sedang dalam kondisi kritis terkait Pilpres 2014 karena perbedaan lembaga survei dalam merilis hasil “quick count”. Mirisnya,u.
Jadi, sebaiknya bongkar habis praktek manipulasi hasil “quick count” lembaga-lembaga survei dan hukum pelakunya.
D. Kejanggalan Hasil Quick Count Versi Capres Prabowo – Hatta
Spoiler for bongkar
Quote:
Hasil Quick Count tiga lembaga survei dijadikan Prabowo sebagai bahan untuk mengklaim kemenangannya atas pasangan Jokowi – JK pada pemilu 9 Juli 2014. Hasil Quick Count Ketiga lembaga survei yang dapat dilihat di laman viva.co.id tersebut adalah:
1. Puskaptis 52,05% (Prahara) 47,95% (JKW-JK) (margin) 4,1%
2. Lembaga Survei Nasional 50,56% (Prahara) 49,44% (JKW-JK) (margin) 1,12%
3. Jaringan Suara Indonesia 50,16% (Prahara) 49,85% (JKW-JK) (margin) 0,13%
Sementara itu, terdapat 7 lembaga survei yang hasilnya memenangkan pasangan Jokowi – JK. Ketujuh lembaga survei tersebut seperti berikut.
Hasil hitung cepat yang dilakukan oleh pasangan PRAHARA banyak dikritik oleh akademisi karena hasilnya sangat berbeda dengan 7 lembaga survei yang lain. Kritik juga datang dari Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Hamdi Muluk yang mempertanyakan lembaga survei yang mengeluarkan hasil quick count yang memenangkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Terlepas dari perdebatan di atas, orang awam sebenarnya dapat mencermati kebenaran data yang disajikan oleh viva.co.id. Data yang ada di laman viva.co.id tersebut sudah saya lihat sejak pukul 16.00 WIB. Sampai pukul 18.35 WIB, data tersebut belum berubah. Padahal, data yang masuk belum 100%, sedangkan selisih kedua pasangan sangat tipis. Data yang sudah diolah Puskaptis sebesar 93,41%; Lembaga Survei Nasional 96,51%; dan Jaringan Suara Indonesia 91,35%. Dengan margin yang sangat kecil tersebut, pergerakan data sangat mungkin mengubah peta kemenangan. Rasanya agak aneh selama lebih dari 2 jam 35 menit, yaitu dari jam 16.00 sampai dengan 18.35 tidak ada pergerakan data. Padahal, lembaga survei yang lain data yang dipublikasi sudah lebih dari 99%. Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan bahwa kredibilitas lembaga survei yang digunakan pasangan PRAHARA memang patut dipertanyakan.
Akhirnya, perubahan (update) data terjadi pada pukul 21.09 WIB. Hal tersebut hanya dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional yaitu dari 50,56% (Prahara) - 49,44% (JKW-JK) menjadi 50,19% (Prahara) - 49,81% (JKW-JK). Dengan demikian, selisih (margin) semakin kecil, yaitu dari 1,12% menjadi 0,38% pada posisi data yang masuk 97,34%.
Update data yang kurang dari 1% (dari 96,51% menjadi 97,34%) tersebut sangat berpengaruh signifikan terhadap persentase perolehan suara kedua kandidat karena selisih keduanya sangat sedikit.
Dengan mencermati update data yang dilakukan oleh Lembaga Survei Nasional di atas, jika data yang masuk sudah mencapai 100%, terdapat probabilitas yang sangat besar pemenang Pilpres 9 Juli 2014 berubah dari pasangan PRAHARA menjadi pasangan JKW-JK.
Pertanyaannya, mengapa 7 lembaga survei yang lain sudah mencapai 99%-100%, tetapi 3 lembaga survei PRAHARA belum mencapai angka 99%? Apakah memang sebenarnya data tersebut sudah masuk semua dan hasilnya TIDAK SEPERTI YANG DIHARAPKAN? Artinya, data sebenarnya dari ketiga lembaga survei tersebut sudah mencapai 99%, tetapi justru memenangkan pasangan JKW-JK sehingga akhirnya hasil akhir mereka tidak dipublikasikan, padahal PRAHARA sudah mengumumkan kemenangan mereka.
E. Membandingkan kredibilitas hasil Quick Count Lembaga Survey Dan Hasil yang pernah di dapatkan dari pengalaman
Spoiler for bongkar
Untuk diketahui lembaga survey yang digunakan oleh TVOne ternyata adalah : PUSKAPIS, LSN dan JSI yang masing-masing memberikan hasil sbb “
Prabowo-Hatta: 50.19%, Jokowi-JK: 49.81% (JSI) – Jaringan Suara Indonesia
Prabowo-Hatta: 50.16%, Jokowi-JK: 49.84% (LSN)- Lembaga Survey Nusantara
Prabowo-Hatta: 52.05%, Jokowi-JK: 47.95% (Puskaptis)
Ketiga lembaga survey diatas dinilai oleh banyak pihak, bersifat tidak akurat yang cenderung mungkin dikatakan abal-abal.
Pakar psikologi politik UI Hamdi Muluk pernah juga mengingatkan beberapa hari yang lalu , untuk menghindari berkembangnya hasil survei pesanan atau hasil survei abal-abal, maka perlu adanya standardisasi bagi lembaga survei.Baik Standardisasi metodologi survei, standardisasi sampling, dan lainnya.
Siapa sebenarnya ketiga lembaga survey diatas, berikut kami mencoba mengkutip tulisan yang pernah dimuat di Viva.News,com (Media online yang menaungi TVOne) pada tanggal 23 Juni 2009 yaitu pernyataan dari Sdr. Bima Arya yang pada waktu itu merupakan Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye SBJ-Budiono dan juga merupakan Direktur Eksekutif Charta Politika
Menurutnya untuk menilai survei Puskaptis ini, Dewan Pakar SBY-Boediono memiliki dua indikator. Pertama rekam jejak dan kedua metodologi penelitian.
Bima Arya Sugiarto juga menyatakan, rekam jejak membuktikan lembaga yang dipimpin Husin Yazid ini sering meleset. “Selain itu perlu dikritisi metodologi Puskaptis meliputi validitas sampel, sebaran demografis responden, profil responden yang tak pernah dijelaskan secara gamblang ke publik
Berikut beberapa rekam jejak kesalahan prediksi Puskaptis menurut Bima Arya :
1. Hasil Pilkada Sumatera Selatan
Puskaptis memprediksi Alex Noerdin-Eddy Yusuf akan memperoleh suara sebesar 48,89 persen dan Syahrial Oesman-Helmi Yahya memperoleh 51,11 persen. Survei itu dilaksanakan pada 28 Juni hingga 10 Juli 2008 lalu dengan 6.455 responden di 15 kabupaten dan kota di Sumsel.
Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Alex Noerdin sebagai pemenang dengan perolehan 51,4 persen dan Syarial Oesman sebesar 48, 6 persen.
2. Hasil Pilkada Jawa Barat
Puskaptis memperkirakan Danny Setiawan akan memenangi Pilkada dengan perolehan suara 42, 89 %, Agum Gumelar 34,65 %, dan Ahmad Heryawan 22,46. Survei tersebut dilakukan pada 28 Maret-6 April 2008 pada 603 kecamatan di 26 kabupaten/kota di Jabar dengan responden sebanyak 15.102 orang. Metode yang digunakan secara random sampling dengan margin of error 3-5 persen dan tingkat kebenarannya 95 persen.
Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Ahmad Heryawan - Dede Yusuf berhasil memenangi Pilkada. H. Ahmad Heryawan-H. Dede Yusuf (Hade) dengan perolehan suara 7.287.647 suara; H. Agum Gumelar-H. Nu’man Abdul Hakim (Aman) 6.217.557 suara dan H. Danny Setiawan-H. Iwan Sulanjana (Da’i) memperoleh 4.490.901 suara.
3. Hasil Pemilu Legislatif 2009
Puskaptis juga salah dalam memprediksi hasil pemilu legislatif. PDIP mendapatkan dukungan 19,60 persen, PD (19,18), Golkar (18,26), PKS (8,78), PPP (3,50), Gerindra (2,46), PAN (2,16), PKB (1,67), Hanura (1,35), PBB (0,35), dan PDS (0,19 persen). Survei tersebut dilakukan pada 16 - 24 Maret 2009. Survei itu melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 33 provinsi, 75 kabupaten, 300 kecamatan, 600 desa / kelurahan dengan margin error 3 persen dan tingkat keyakinan 95 persen.
Sementara, hasil real count KPU menunjukkan, PD memperoleh suara 20,85%, Partai Golkar 14,45%, PDI P 14,03%, PKS 7,88%, dan PAN 6,01%.
Jadi, kata Bima Arya Track record Puskaptis sebagai lembaga survei politik sangat meragukan.”
Tentunya masyarakat sudah cukup padai menilai bagaimana keadaan sebenarnya, 8 (delapan) lembaga survey yang nota bena sudah mempunyai tingkat kredibilitas yang tidak diragukan lagi yang semuanya mempunyai hasil yang kurang lebih sama yaitu perbandingan selisih kemenangan bagi Jokowi-JK antara 4- 6 % dibandingkan dengan 3 (tiga) lembaga survey yang tingkat kredibilitasnya diragukan. Cobalah sesama anak bangsa bisa saling menghargai adanya suatu kemenangan dan kekalahan. Foke ex Gubernur DKI pada Pilgub 2012 telah menunjukan sifat kenegarawanan, kenapa tidak dicontoh
]
Quote:Puskaptis 52,05 47,95 Viva.co.id
Indonesia Research Center 51,11 48,89 okezone.com
2 lembaga survay di atas tidak terdapat dalam list resmi KPU , Cek di page 2 bawah
Quote
hackerit
Kaskus Addict 09-07-2014 22:24#2
DAFTAR LEMABAGA SURVEY RESMI DARI KPU
Spoiler for lembaga survey
Jakarta, - Seluruh rakyat Indonesia yang telah memiliki hak pilih akan menggunakan suaranya dalam pemilihan presiden (pilpres) yang digelar pada hari ini, Rabu (9/7/2014) di seluruh wilayah Indonesia.
Seperti sebelum-sebelumnya, pemungutan suara selalu dihiasi dengan kehadiran data survey dan hasil quick count (hitung cepat) yang biasanya akan mempublikasikan hasil perhitungan cepat. Pun demikian dengan pilpres tahun ini, maka akan ada hasil quick count pilpres 2014 dari berbagai lembaga survey.
Untuk penayangan hasil quick count pilpres 2014 akan mulai terlihat setelah pukul 13.00 WIB sehingga tidak mengganggu jalannya pencoblosan atau pemungutan suara yang sedang berlangsung.
Tidak sembarang lembaga survey dapat menayangkan hasil hitung cepat pilpres 2014 ini, dan hanya yang terdaftar secara resmi di KPU lah yang bisa dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Adapun 56 lembaga survei dan lembaga quick count pilpres 2014 berdasarkan data dari KPU adalah:
1. PT Lingkaran Survei Kebijakan Publik
2. PT Citra Komunikasi LSI
3. PT Konsultan Citra Indonesia
4. Media Survei Nasional
5. PT Citra Publik Indonesia
6. PT Indikator Politik Indonesia
7. PT Data Lembaga Survei Indonesia (LSI)
8. PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
9. PT Roy Morgan Research
10. Lembaga Jaringan Isu Publik
11. PT Cyrus Nusantara
12. PT Citra Publik
13. PT Media Survei Indonesia
14. Saiful Mujani Research and Consulting
15. CIRUS Surveyors Group
16. Lembaga Survei Nasional
17. Pusat Data Bersatu
18. Lembaga Survei Jakarta
19. Pol-Tracking Indonesia
20. Indopoling Network Research, Strategy and Consulting
21. Political Communication Institute
22. Markplus Insight
23. Indonesia Research Centre (PT Pusat Riset Indonesia)
24. Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis)
25. PT Indo Barometer
26. Charta Politika Indonesia
27. Polmark Indonesia
28. Jaringan Suara Indonesia (JSI)
29. Studi Suara Rakyat (SSR)
30. Lentera Data Riset
31. Lembaga Polling Indonesia (LPI)
32. Political Weather Station
33. Lembaga Klimatologi Politik
34. New Indonesia (Yayasan Lembaga Survei Publik Bekasi)
35. Puslitbang Diklat LPP RRI
36. PT Kompas Media Nusantara
37. Institute for Strategic and Development Studies
38. PT Alvara Strategi Indonesia
39. Politicawev.com (PT Tridaya Nusantara Internasional)
40. Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN)
41. PT Premiere Epsilon Indonesia
42. Soegeng Sarjadi School of Government (Yayasan Indonesia Cerdas Soegeng Sarjadi)
43. Indonesia Research and Survey (IRES)
44. Citra Survei Indonesia (CSI)
45. PT Indo Survey dan Data Strategy (ISS)
46. PT Tylor Nelson Sofres Indonesia
47. Populi Center
48. Lembaga Real Count Nusantara
49. Nurjaman Center For Indonesian Democrazy (NCID)
50. Lembaga Pemilih Indonesia
51. Survei dan Polling Indonesia (SPIN)
52. Indonesia Survey Center (JSC)
53. Founding Father House (Graha Bapak Pendiri Bangsa)
54. Litbang Koran SINDO (PT. Media Nusantara Indonesia)
55. Riset Kebijakan dan Otonomi Daerah (Rekode)
56. Losta Institute
Untuk mengetahui nama penanggung jawab dan alamat lembaga survei dan hitung cepat di atas bisa diakses melalui www.kpu.go.id.
Selain itu, guna mempertahankan independensinya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melarang stasiun-stasiun TV menayangkan hasil hitung cepat pilpres 2014 sebelum pukul 13.00 WIB.
Hal ini disebabkan karena hasil perhitungan cepat dikhawatirkan akan memberi pengaruh kepada para pendukung capres cawapres sehingga dengan demikian penayangan hasil quick count pilpres hendaknya tidak mengganggu penyelenggaraan pemilu yang sedang berlangsung. [gendis]
- See more at: http://pemilu.seruu.com/read/2014/07....kuj9MPQE.dpuf
Kupas Tuntas Lembaga Survey TV ONE
Berikut saya mencoba memberikan sedikit info latar belakang beberapa lembaga survey milik TV ONE
1. Puskaptis (Pusat Kajian Kebijakan dan pembangunan Strategis.. Faktanya mereka menggunakan nama domain gratisan silahkan Check websitenya di : puskaptis.wordpress.com
2. Begitu juga dengan JSI (Jaringan Suara Indonesia) diwebsitnya tidak dijelaskan apa dan siapa JSI termasuk tidak memiliki no telepon.dan IRC. Lembaga survei ini bahkan diketahui berkantor di MNC Tower, milik Hary Tanoesoedibjo. Sebelum Hary Tanoe bergabung ke Prabowo-Hatta, survei IRC banyak mengunggulkan Wiranto. Pada publikasi Oktober 2013, IRC pernah menyebut elektabilitas Wiranto menyalip Prabowo (saat itu Harry Tanusodibjo berpasangan dengan Wiranto menjadi Capres-Cawapres) jelas lembaga survey yang dikelola olehnya menyatakan suaranya tertinggi.
3. IRC (Indonesia Research center), berkantor di gedung kumuh Gedung haritan. (sepertinya tidak memiliki website tetapi hanya twitter saja) Nah di tahun tahun lalu lembaga survey ini beberapa kali bermasalah dengan Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI). Yg fatal adalah IRC tidak masuk dalam asosiasi survey apapun termasuk dgn KPU alias lembaga survey ilegal.
4. LSN (Lembaga Survey Nasional) tapi……, lembaga survey ini milik MAHFUD MD, isi websitenyapun sangat minim informasi. Kita semua sudah tahu siapa pak Mahfud MD bukan?(sejak april selalu menjelek-jelekan Jokowi).
5. Dan yang terakhir adalah lembaga poltracking milik hantha yudha, tetapi karena hasilnya tidak sesuai dengan kemauan pihak TV One maka kontraknya dibatalkan alias tidak dipakai.
Saya sangat kasihan kepada Prabowo, karena beliau diberikan janji manis seolah oleh survey tersebut adalah quick count padahal mereka memakai tehnik survey exit poll untuk memperoleh bandwagon effect (mempengaruhi publik). Ini adalah ulah oknum oknum disekitar Prabowo yang haus kekuasaan. Bahkan Mahfud MD berjanji akan berjuang sampai ke MK untuk mempertahankan data mereka.
Bias kepentingan di survei elektabilitas
Sejatinya, sebuah survei dijalankan untuk memprediksi seberapa tinggi perolehan suara partai atau perorangan. Survei secara tegas mensyaratkan ada pelaku independen. Ini dimaksudkan agar hasil survei tidak memiliki tendensi tertentu.
Namun demikian, terdapat beberapa survei justru mencurigakan dan sarat kepentingan. Bahkan, pengajar Komunikasi Politik di Universitas Indonesia Ade Armando menyebut ada beberapa lembaga survei terindikasi curang. Sejumlah lembaga itu antara lain Indonesia Network Election Survei (INES), Indonesia Research Center (IRC), dan Lembaga Survei Nasional (LSN). "INES salah satu terburuk saya kira," katanya.
INES meluncurkan hasil survei elektabilitas akhir Februari lalu. Tidak main-main. Hasil survei ini bahkan dimuat di halaman depan media nasional terkenal. Ade menilai jajak pendapat itu mencurigakan lantaran menempatkan calon presiden Prabowo Subianto di posisi tertinggi dengan 40,8 persen suara dan Joko Widodo (Jokowi) hanya 5,6 persen. "Hasilnya jauh berbeda dengan yang lain," ujar Ade.
Selain itu, Ade menyatakan tidak bisa menerima hasil survei INES. Sebab dia mendapat temuan pimpinan lembaga ini merupakan calon legislatif dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). "Dia tidak pernah jujur soal itu. Itu kita cek, kita pelajari," tuturnya.
Berdasarkan informasi didapat merdeka.com, lembaga ini berkantor di Jalan Cikini Raya nomor 60, Menteng, Jakarta Pusat. Lokasi ini merupakan kawasan perkantoran, namun tidak satupun bagian dari gedung memuat papan nama dari lembaga ini.
Di sana hanya ditemukan pintu masuk kaca berstiker gambar pasangan Prabowo-Hatta. Saat masuk, terdapat beberapa orang berada di sana. Ketika ditanya apakah kantor INES berada di ruang itu, salah satu dari mereka menjawab, "Wah, coba ke belakang. Lewat belakang gedung ini."
Saran itu diikuti dan merdeka.com harus keluar dari ruangan ini menuju pintu lain. Saat masuk dari pintu itu terdapat dua resepsionis bernama Udin dan Dedi, sudah bekerja masing-masing 20 tahun dan 15 tahun. "Kalau lembaga survei, saya tidak pernah dengar. Adanya lembaga bantuan hukum," kata Udin.
IRC sempat merilis hasil survei juga cukup mengejutkan. Ini lantaran IRC menempatkan Wiranto - Hary Tanoesoedibjo sebagai pasangan tertinggi. Padahal tidak ada lembaga survei lain merilis hasil serupa.
Merdeka.com mendapat informasi kantor lembaga ini terletak di Jalan Kebon Sirih nomor 17-19. Letaknya di lantai 26 Menara MNC. Institusi ini diduga merupakan salah satu anak usaha dari MNC Group.
Sedangkan LSN sempat meluncurkan hasil survei memenangkan duet Prawobo Subianto-Hatta Rajasa dengan 46,6 persen suara, dibanding Jokowi-Jusuf Kalla meraup 39,9 persen. Poling ini dijalankan pada 23-26 Juni lalu melibatkan 1.070 responden di 34 provinsi dengan tingkat kesalahan tiga persen.
Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Muluk menaruh curiga terhadap survei LSN. Menurut dia, jajak pendapat itu tidak masuk akal lantaran menggunakan metode survei cepat tanpa turun lapangan dan hanya menghabiskan biaya Rp 40 juta.
Dia menuding hasil survei berdasarkan data karangan. "Kalau penelitian, ya penelitian dan harus mengambil data di lapangan," kata Hamdi saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat.
Hamdi mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam membaca hasil survei. Menurut dia, untuk melacak validitas lembaga survei, cari rekam jejak pengurusnya. "Kalau penelitinya tidak punya rekam jejak bagus, latar belakang pendidikannya tidak memadai, kita bisa meragukan."
Sumber : http://www.merdeka.com/khas/bias-kep...al-abal-2.html
Quote:[HOT-]Dan sekarang Tvone sudah tidak menayangkan hasil Quick Countnya lagi, Coba cek!. Beda baget dengan MNC groub
Menunggu Sikap Ksatria Prabowo-Hatta
Spoiler for Bongkar
Quote:
Dari 11 lembaga survey, ada 7 hasil hitung cepat yang memenangkan pasangan Jokowi-JK dan ada 4 lembaga survey yang merilis hasil yang sebaliknya yaitu dengan kemenangan Prabowo-Hatta.
Berikut adalah hasil hitung cepat dari 11 lembaga survey tersebut.
Hasil hitung cepat 11 lembaga survey dikutip dari www.kompas.com
Jika kita melihat hasil hitung cepat tersebut, sangatlah layak bila kubu Jokowi-JK untuk merayakan kemenangan pilpres ini. Dan akan sangat ksatria, jika kubu Prabowo-Hatta untuk mengucapkan selamat kepada kubu Jokowi-JK, seperti yang pernah dilakukan oleh Foke pada pilgub DKI.
Pada pilgub di DKI 2012 lalu, begitu hasil hitung cepat dirilis oleh berbagai lembaga survey untuk kemenangan Jokowi-Ahok, Foke atau Fauzi Bowo yang saat itu sebagai incumbent Gubernur DKI, langsung menelepon Jokowi, untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya.
Mengingat persaingan kedua kubu yang begitu panas dan sengit pada saat itu, sehingga pilgub harus dilaksanakan sampai 2 putaran, kita sangat mengapresiasi sikap ksatria dari Foke yang langsung mengucapkan selamat kepada Jokowi, padahal baru hasil hitung cepat lembaga survey dirilis.
Tanpa menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU lagi, Foke sudah mengucapkan selamat atas kemenangan kepada Jokowi. Itulah sikap ksatria dari Foke, yang layak ditiru oleh kubu Prabowo saat ini.
Dalam pilpres kali ini, dibeberapa kesempatan, kedua kubu sudah sering kali menyatakan akan menerima apapun hasil dari pilpres ini, hasil dari keputusan rakyat Indonesia. Tapi, jika kita melihat pernyataan dari kubu Prabowo dan menonton di tv pendukungnya, “tampaknya” ada yang kurang bisa menerima kekalahannya.
Pilpres ini bukanlah akhir dari segalanya, pilpres merupakan titik awal, supaya kita mendapatkan pemimpin baru, yang bisa perubahan bagi rakyat agar mendapat kehidupan yang lebih baik.
Dengan memilih pemimpin baru, kita selalu berharap agar pemimpin tersebut akan bisa membawa kemajuan dari segala sektor untuk bangsa dan negeri ini. Semua rakyat akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang ini.
Bersikaplah jadi ksatria, yang siap menang dan siap kalah, jangan tiru pernyataan dari Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra ini yang mengatakan “Gerindra, dengan cara apapun, Prabowo harus menang”
http://m.kaskus.co.id/thread/53bd5df5bdcb1707648b46c7/hot---lembaga-survey-tv-one-terbongkar