Utang Negara Capai Rp 2.000 T, RI Terancam Disita Bank Dunia
13/08/2012
Jakarta-ORBIT: Tercatat sejak tahun 1998 hingga tahun 2012 utang Negara Republik Indonesia (RI) kepada Bank Dunia mendekati Rp2000 triliun. Diketahui, pembengkakan utang itu merupakan dampak dari utang obligasi negara sebesar Rp650 triliun pada tahun 1998.
Melihat pembengkakan utang itu, pengamat ekonomi menilai RI terancam disita oleh Bank Dunia karena ditakutkan tidak bisa membayar utang yang cukup fantastis nominal.
Hal itu dikemukakan Sekretaris jenderal (Sekjen) Asosiasi Masyarakat Pembayar Pajak Indonesia (AMPPI), Sasmito Hadinegoro Minggu (12/8), tak banyak rakyat yang tahu banyaknya utang negara itu.
“Tidak banyak yang tahu jika utang kita saat ini mencapai Rp2.000 triliun. Dan yang saya takutkan, dengan banyak utang negara hingga ribuan triliun itu, bisa saja Bank Dunia menyita aset RI,” kata Sasmito Hadinegoro.
Menurut Sasmito, sangat tidak adil jika utang sebesar itu, rakyat yang harus menanggungnya melalui pembayaran pajak yang disetor setiap tahun.
Sebagai bentuk keadilan, sudah sepatutnya, kata Sasmito, pemerintah segera menghentikan pembayaran utang Rp60 triliun (obligasi rekap bunga bank) setiap tahun tersebut.
“Sebab itu semua adalah kewajiban para bankir. Bukan rakyat yang menanggungnya,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, secara nasional gerakan maklumat menunda pembayaran pajak akan bersama-sama mendatangi Kantor Kejaksaan Agung (Kejagung) mendesak aparat penegak hukum menghukum semua pejabat negara yang diduga terlibat menyalahgunakan kebijakan agar rakyat yang membayar utangnya.
“Ini harus diusut tuntas agar Presiden SBY pada saat mengakhiri masa pemerintahannya pada tahun 2014 nanti bisa Qusnul Qatimah,” tegasnya yang disambut dengan teriakan takbir.
Sementara itu, Ketua Yayasan Ponpes Al Kamal Kunir, Hafidz Luthfi menilai, maklumat yang disepakati bersama itu sebagai sesuatu yang bagus dan patut mendapat dukungan luas.
Melihat dari gerakan yang sudah berjalan, semua maklumat disepakati dan dibacakan di lingkungan pondok pesantren. “Gerakan ini patut kita dukung. Sebab sudah waktunya masyarakat mengerti apa yang harus dilakukan,” jelasnya.
Diceritakan keterpurukan ekonomi Indonesia berawal dari diterbitkannya obligasi rekapitulasi perbankan pada tahun 1998 sebesar Rp 430 triliun.
Program yang populer dengan nama Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) bertujuan memperkuat bank nasional yang sekarat akibat terhantam krisis keuangan.
Surat utang terbagi dua. Yakni obligasi rekap fixed rate dengan kupon Rp 13,175 persen hingga 14.275 persen. Jika obligasi dibayar tepat waktu, negara harus membayar utang ke Bank Dunia sebesar Rp1.030 triliun. Dengan perincian Rp 430 triliun utang pokok dan bunga sebesar Rp600 triliun.Or-13
http://www.harianorbit.com/utang-negara-capai-rp-2-000-t-ri-terancam-disita-bank-dunia/