Friday 29 August 2014

Puskesmas Gratis dan Rawat Inap Gratis untuk Penduduk Jakarta


Puskesmas Gratis dan Rawat Inap Gratis untuk Penduduk Jakarta
November 12, 2012 Posted by Dr.Ari under opini for public

(@DokterAri)

Tepat pada hari pahlawan, 10 November 2012, Gubernur Jokowi meluncurkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan KJS ini mulai dibagikan kepada penduduk Jakarta. Walau dsebutkan sebagai uji coba tapi kartu tersebut sudah bisa digunakan untuk berobat gratis di Puskesmas. Kartu Jakarta Sehat ini adalah bagian dari program Gubernur Jokowi untuk mengansuransikan seluruh penduduk Jakarta. Untuk sementara ini klaim dari penggunaan Kartu Jakarta Sehat ini masih menggunakan budget Jamkesda. Peluncuran Kartu Jakarta Sehat ini sempat ditanggapi oleh Badan Anggaran DPRD Propinsi DKI Jaya karena pagu anggaran dari Kartu Jakarta Sehat tersebut belum ada dan berbenturan dengan program Kartu Gakin yang telah ada sebelumnya.

Sosialiasi Kartu Jakarta Sehat

Terlepas dari polemik pemberian Kartu Jakarta Sehat ini, sosialiasi penggunaan Kartu Jakarta Sehat ini merupakan hal yang penting. Karena penggunaan dari Kartu Jakarta Sehat ini ada aturannya. Masyarakat yang mempunyai Kartu Jakarta Sehat ini tidak bisa secara otomatis memilih pelayanan kesehatan yang ada di Jakarta ini. Oleh karena itu sosialisasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang mendapatkan kartu Jakarta sehat. Pelayanan harus dimulai dari pelayanan kesehatan primer dalam hal ini di Puskesmas. Pelayanan di RSUD atau RS swasta yang ikut kerja sama ini harus berdasarkan rujukan dari pelayanan kesehatan primer. Kecuali untuk pelayanan kegawatdaruratan, pemegang KJS bisa datang langsung ke RSUD. Kedepan juga sedang dipersiapkan nantinya beberapa Puskesmas Kecamatan yang ada akan dipersiapkan menjadi Puskemas dengan rawat inap. Pelayanan rawat inap RS juga hanya untuk kelas III dan kita ketahui bahwa perawatan kelas III merupakan ruang rawat dengan BOR yang tinggi.



Sejatinya setiap orang selalu berharap untuk selalu sehat dan jika sakit ada yang menanggung pembiayaanya. Tetapi kadang kala kalau sakit menurut versi pasien belum benar-benar sakit. Oleh karena itu saat berkonsultasi dengan dokter ketika ada yang tidak beres pada dirinya tidak otomatis harus minum obat. Selain itu sakit yang dialami pasien yang menurut versi pasien perlu dirawat inap harus juga dikonfirmasi oleh masyarakat. Jika setiap berobat minta obat setiap keluhan harus kedokter dan jika merasa sakit “parah” versi pasien perlu dirawat akan membuat pembiayaan kesehatan akan membengkak. Disisi lain fasilitas perawatan RSUD daerah tidak memungkinkan untuk menampung pasien yang memang perlu dirawat inap. Saat ini tanpa diberlakukan kartu Jakarta sehat pengunjung Puskesmas sudah membludak, ruang rawat inap RSUD juga sudah tinggi BORnya. Pada akhirnya pelayanan pasien menjadi tidak efisien dan akhirnya akan terjadi program yang kontraproduktif karena masyarakat tetap tidak mendapatkan pelayanan yang seharusnya. Saat ini SDM terutama dokter dan dokter speasialis juga terbatas. Karena terbatasnya dokter kadang kala pelayanan di Puskesmas terutama puskemas hanya dilayani oleh perawat dan bukan oleh dokter. Dokter akan melayani pasien puskesmas dalam jumlah yang besar lebih dari 50 pasien dalam satu waktu, sehingga pelayanan yang optimal tidak terwujud apalagi dimasa era Kartu Jakarta Sehat dimasa era setiap penduduk Jakarta dapat berobat gratis ke Puskesmas atau perawatan gratis di perawatan kelas III.



Masyarakat harus disiapkan agar tidak cepat-cepat ke Puskesmas untuk mendapat pelayanan kesehatan. Jika masalah kesehatan yang timbul pegal-pegal atau hanya “masuk angin” yang sebaiknya beristirahat saja atau hanya menggunakan obat gosok atau hanya menggunakan obat tradisional saja. Jangan mentang-mentang berobat gratis ada permasalahan kesehatan gratis langsung berobat ke Puskesmas. Begitu juga kalau berobat ke puskesmas juga jangan selalu menuntut untuk selalu mendapat obat. Budaya “aji mumpung” harus dihapuskan agar pelayanan kesehatan menjadi efisien dan optimal. Masyarakat juga harus dididik untuk selalu hidup sehat dan selalu mencegah agar tidak sakit. Pemimpin harus menjadi contoh untuk hidup sehat. Selalu menjaga berat badan, mengontrol makan, dan olah raga teratur. Himbauan untuk stop merokok, tidak minum alkohol dan tidak menggunakan narkoba harus selalu disampaikan oleh para pemimpin termasuk Gubernur Jokowi dan Wagub Ahok.

Semoga pelaksanaan Program Kartu Jakarta Sehat sesuai harapan untuk Jakarta Baru yang lebih sehat.



Penulis

Dr.dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,FACP

Dosen dan Praktisi Klinis di Jakarta

https://staff.blog.ui.ac.id/ari.fahrial/2012/11/12/puskesmas-gratis-dan-rawat-inap-gratis-untuk-penduduk-jakarta/

KATEGORI